Opini

Opini

Opini

Mar 19, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Ruh Perjuangan Membumikan Islam

Oleh: Haedar Nashir*

Di dalam catatan sejarah, Demak (1475-1554) adalah  pusat kerajaan Islam terbesar. Di sini Raden Patah membangun kesultanan. Saya hadir di wilayah yang punya gen perjuangan islam.  Demak adalah wilayah  yg punya DNA gerakan Islam yang besar. Sebuah wilayah yg punya “The Great tradition” /tradisi besar dalam perjuangan, biasanya menyimpan spirit  tak pernah padam. Jika hari ini, seperti disampaikan ketua PDM dan PWM, bahwa  kita sdg menyelesaikan RS yang tertunda dua tahun pembangunannya,  insyallah ini pekerjaan yg tidak terlalu berat.

Dulu kita banyak melakukan pekerjaan yang kita sebut  “ta’awwun”.  Bersama sama menyangga pekerjaan besar.  Kekuatan besar Muhammadiyah  memang pada gerakan amal usaha dari akar rumput yg sifatnya membesar dan mampu bertahan hingga 1 abad dan merata di seluruh tanah air.

Hari kemarin Muhammadiyah menerima tamu dari negeri jiran, yaitu Menteri Luar Ngeri  Malaysia.  Ia diutus PM Mahathir Mohammad ke Indonesia dan secra khusus diamanati untuk bertemu denga PP Muhammadiyah.  Sejak tidak menjadi PM, Datuk Mahathir Muhammad sering berkunjung ke PP Muhammadiyah, dan beberpa kali memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Beliau mendapatkan gelas Doktor Honoris Causa dari UMY pada tahun 2015.  Di UMY bahkan didirikan Mahathir Muhammad School of Global Politics.  Banyak apresiasi yang diberikan  kepada pendidikan Muhammadiyah, dari semua pihak.

Amal usaha Muhammadiyah Bukan wujud fisik semata.  Di balik fisik ada ruh,  ada spirit.  Jika  mandeg,  berarti ada spirit yang mandeg.

Beliau mengisahkan salah seorang kolega Ahmad Dahlan,  Fakhrudin.  Di masa  muda, Fakhruddin amat disegani Belanda.  Ia memiliki pergaulan luas, di antara kawan dekatnya adaah Surjopratomo, seorang tokoh pergerakan kiri. Para tokoh Muhammadiyah di awal berdirinya sangat dekat dengan tokoh-tokoh sekulaer, baik kiri maupun kanan.  Fakhrudin muda gelisah karena ia memandang  masa depannya seolah  tidak cerah.  Ia berniat mau berhenti dulu dari Muhammadiyah, namun tidak keluar dari Muhammdiyah.  Ia ingin berniaga, menekuni bisnis.  Jika telah berhasil ia akan kembali lagi berjuang bersama Muhammadiyah.  Ia menghadap KH Ahmad Dahlan, memohon ijin.  “Saya ingin berniaga,” katanya. Kyai Dahlan berujar, “Sebaiknya, kamu pulang dulu dan kamu pikirkan lagi.” Keesokan hari Fakhrudin  muda kembali menghadap KH Ahmad Dahlan dan berkata, “Kyai, saya tidak jadi berhenti dari muhammadiyah.  Saya ingin tetap aktif di Muhammadiyah dan saya akan tetap berniaga.”

Ada  fase dari diri seseorang mengalami kegundahan, tidak yakin akan perjuangannya. Bahwa berjuang penuh dengan kerepotan.  Perjuangan harus utuh.  Kita dapat jadi  pebisnis , jadi pegawai, jadi dokter, jadi guru, dan pada saat yang sama kita juga harus berjuang sebagai ‘abdullah dan khalifatullah.  Dunia dijadikan  ladang pencapaian akherat. Tidak ada pertentangan urusan dunia dan akherat.  Kalo kita masih memilih, berarti kita belum utuh memahami ‘Abdullah dan Khalifatullah. Spirit inilah yang dimiliki oleh para pendiri Muhammadiyah.

Di  Papua, ada sebuah wilayah terpencil yang penduduk setempat harus menempuh  jarak tujuh kilometer untuk menuju sekolah. Akhirnya muhammadiyah berinisiatif membuat sekolah di daerah terpencil tersebut. Penduduk setempat senang. Muhammadiyah menyediakan lahan seluas dua hektar untuk membuka sekolah. Dengan insiatif Muhammadiyah ini seorang  tokoh Katolik tersentuh dan ikut membantu memberikan lahan seluas tujuh  hektar  yang akhirnya  diwakafkan untuk Mihammadiyah.  Tokoh adat juga ikut mendukung.  Spirit ini tidak boleh hilang. Kita boleh kehilangan fisik/materi, tapi ruh perjuangan tdk boleh hilang.  Ruh Perjuangan harus selalu  kita rawat.  Muhammadiyah hadir membawa pencerahan dan kemajuan.

Untuk itu kita tidak pernah berhitung hitung. Sama  ketika Ahamad Dahlan berjuang untuk umat, beliau lakukan dengan  ikhlas lillahi ta’ala.

Dalam bermuhammadiyah, kita harus menjaga, pertama, “ruhul jihad fi sabilillah,”  kedua ”ruhul dakwah wa tajdid.”

Itulah dakwah Muhammadiyah. Untuk itu Muhammadiyah mengajak agar kita kembali kepada aqidah yg lurus dan  terhindar dari syirik, ibadah yang sesuai sunnah nabi dan  akhlaq karimah seperti dicontohkan  nabi Muhammad, kemudian dalam hal muammalah duniawiyah, kita bertajdid.    Untuk itu maka organisasi kita mengambil nama  dari teladan kita Nabi Muhammad saw.  Muhammadiyah adalah pengikut Nabi Muhammad.

Cara berdakwah Kyai Dahlan   diwujudkan dalam kerja   yang nyata, bukan hanya teori. Surat  Alma’un, bertahun-tahun hanya menjadi bacaan dan hafalan.  Akan tetapi di tangan Ahmad Dahlan, Almaun melahirkan panti asuhan, sekolah,  rumah sakit dan lain-lain. Itulah karakter dakwah Muhammadiyah. Islam dibumikan.


Dicatat dengan cepat oleh: Navi Agustina, PDA Kebumen
Pidato di acara: Silaturahmi PWM Jawa Tengah, 22 Juli 2018, di Demak

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here