News

News

MediaMU.COM

Apr 27, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking
Timnas U-23 Indonesia Kalahkan Korsel di Piala Asia, PP Muhammadiyah Beri Apresiasi Menang Lewat Adu Penalti lawan Korsel, Indonesia Satu Kaki Menuju Olimpiade 2024 Babak I Perempat Final Piala Asia U-23: Indonesia Unggul 2-1 atas Korea Selatan Inilah Doa untuk Mengharap Kemenangan Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia PP Muhammadiyah Apresiasi Sikap Kenegarawanan Anies dan Ganjar Haedar Nashir: Indonesia Harus Dibangun dengan Pemikiran Moderasi dan Multi Perspektif Pasca Putusan MK, Abdul Mu'ti Apresiasi Sikap Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud FLC PWM DIY dan SDN Karangsari Kolaborasi Tingkatkan Motivasi Belajar Anwar Abbas Harap Muhammadiyah-NU Bersatu Hadapi Peralihan Peradaban Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Minta Semua Pihak Hormati Putusan MK Inilah Makna Syawalan Bagi Cabang Ranting dan Masjid Berkemajuan Sukses di DPD RI, PWM DIY Siapkan Kader-kader Terbaiknya di Pilkada Serentak 300 Warga Muhammadiyah Ngaglik Hadiri Syawalan, Siap Bangun SMP Muhammadiyah yang Pertama Timnas U-23 Menang Lawan Australia Berkat Mahasiswa Muhammadiyah, Inilah Komentar Syauqi Soeratno Dukung Timnas U-23 di Piala Asia, PP Muhammadiyah Gelar Nonton Bareng Ragam Cerita Posko Mudikmu Tempel: Insiden Minibus dan Evakuasi Pemudik Terlantar Haedar Nashir: Puasa Ramadan Memberikan Nilai Tengahan Bagi Umat Muslim Alumni Sekolah Muhammadiyah Harus Punya Nilai Lebih Dan Beda Video Pendeta Gilbert Viral dan Tuai Polemik, Ini Respons Sekum PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman: RS Muhammadiyah Berazaskan Kasih Sayang, Berpihak Pada Dhuafa

Royal Jewellery Museum

MESIR — Royal Jewellery Museum atau museum perhiasan di kota Alexandria adalah sebuah museum yang menempati bangunan istana peristirahatan milik Raja Mohammad Ali Pasha, yang menyimpan perhiasan milik keluarga kerajaan.

Bangunan dari museum ini dibangun oleh Zaenab pada tahun 1919. Namun baru bisa diselesaikan dan ditempati oleh putrinya, Fatma.

Pengunjung bila akan masuk museum ini tiketnya lumayan mahal, yaitu 100 Pounds Egypt untuk orang asing dan 50 Pounds Egypt untuk orang Mesir. Dan tentunya, tarif separoh untuk yang berstatus pelajar.

 

Namun dengan membayar itu, akhirnya kita akan serius menikmati koleksi museum yang berada di sini.

“Eman-eman wong wis mbayar larang je,” batin saya.

Menikmati museum itu, kita selalu dengan penjagaan ketat petugas. Karena tampaknya, bangunan dan isinya merupakan aset penting negara.

Bangunan ini seluruhnya — baik eksterior maupun interior — dipenuhi dengan gaya Eropa. Dekorasi di dalam bangunan sangat luar biasa karena menggambarkan kehidupan bangsawan Eropa lengkap dengan pestanya.

Interior bangunannya pun masih sangat terjaga dengan baik. Dan hal itu diperlihatkan sebagai bagian dari koleksi museum, seperti kamar mandi dan sebagainya. Namun di atas semuanya, koleksi perhiasan emas keluarga kerajaan Mesir itu memang sangat luar biasa. Bahkan, di sini juga disimpan undangan pernikahan Fatma yang terbuat dari emas. Makanya, pengamanan bangunan ini juga sangat maksimal. Yaitu, dengan ditempatkannya edukator dan pemadam kebakaran di setiap ruangan.

O iya, selain itu, bangunan ini masih memasang karpet aslinya. Sehingga untuk masuk di dalamnya kita akan diberi alas sepatu dari plastik atau kain.

Meski begitu, penataan ruangan cukup baik dan rapi sehingga membuat kita nyaman melihat koleksinya.

Satu hal yang menjadi catatan bahwa kekayaan Kerajaan Mesir dalam hal perhiasan memang sudah ada sejak zaman Fir’aun. Hal itu nanti akan terlihat di National Museum di Kairo.

Seolah, emas itu hanya mengambil dengan sangat mudah.

Inilah keelokan bumi ambiya Mesir yang kisahnya ada di dalam Al Qur’an. O ya, museum ini juga diminati oleh rombongan pelajar. Karena kami datang bersamaan dengan mereka. Artinya, koleksi di sini sangat menarik juga untuk dinikmati anak-anak.

Di museum ini bukan hanya koleksinya yang luar biasa, namun bangunannya juga merupakan koleksi yang utama.

Catatan untuk MuseumMu, kerapihan penataan koleksi penting untuk diperhatikan. Jangan sampai terkesan untek-untekan karena akan membuat tidak nyaman.

Sekali lagi, edukator penting sekali. Di sini bukan sebagai guide, tapi edukator pengunjung. (Hj Widiyastuti, SS, M.Hum)

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here