Opini

Opini

Opini

Apr 20, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Manajemen Cemburu

Oleh: Eko Harianto*

Dalam cinta dan mencintai tentu akan dihadapkan dengan berbagai macam godaan maupun permasalahan yang tidak akan pernah usai. Biasanya, cinta berhadapan dengan perasaan cemburu dari orang yang mencintai. Ada yang mengatakan bahwa cemburu merupakan bagian dari rasa sayang. Kalau tidak cemburu berarti tidak sayang. Apakah demikian dapat dijadikan alasan? Untuk dapat menata diri dari rasa cemburu diperlukan sekali ilmu manajemen. Ingat! Cemburu dan cinta yang membabi buta justru akan menjadi permasalahan yang baru dalam kehidupan kita semua.

Lalu apakah arti dari MANAJEMEN CEMBURU? Kalau mendengar kata “manajemen” tentu bukan merupakan kata yang asing bagi teling kita. Seperti halnya cinta, cemburu juga termasuk fitrah yang dimiliki oleh setiap manusia. Cemburu menurut Qadhi Iyadh adalah perubahan hati yang diikuti dengan munculnya kemarahan karena ada campur tangan dalam satu hal yang menjadi hak mutlak. Rasa cemburu berpangkal dari suatu semangat yang menggelora yang menjadikan seseorang tidak senang atau benci terhadap orang lain yang mencampuri urusan pribadinya.

Sementara M. ‘Utsman Najati berpendapat bahwa cemburu merupakan emosi yang membuat hati manusia resah dan benci serta muncul apabila seseorang merasa jika orang yang dicintainya mengarahkan perhatian atau cintanya kepada orang lain, bukan pada dirinya. Unsur dari emosi cemburu ini merupakan emosi ganda. Sebab didalamnya sering dibarengi emosi yang lain seperti marah, benci, dengki, dendam, dan keinginan untuk menyakiti orang yang menyebabkannya cemburu.

Selama cinta masih bersemayam dalam kehidupan manusia, maka kecemburuan tetap akan ada. Kalau kita mau tahu berapa umur dari cinta itu, tentulah kita semua bisa menjawabnya. Bahwa umur cinta itu sebaya dengan umur umat manusia. Dan umur cemburu itu juga sama dengan umur cinta. Kita semua tentu tahu bahwa ketika Allah swt. menciptakan Adam bagaimana dengan reaksi iblis dan setan. Usaha kedua makhluk ciptaan Allah SWT tersebut tidak mau sujud kepada Adam dan dengan berbagai cara yang licik mereka mengadakan musyawarah untuk mencelakakan Adam. Bahkan dengan kecerdikannya yang licik itu pula akhirnya Adam keluar dari surga. Bukankah yang dilakukan iblis dan setan itu merupakan sebuah kecemburuan namanya?

Misteri pembunuhan yang pertama kali dalam sejarah manusia yaitu antara Qabil dan Habil juga karena kecemburuan yang didalamnya terdapat unsur cinta. Begitu pula dengan saudara-saudara Yusuf As. yang merasa adanya ketidakadilan atas kasih sayang yang diberikan ayah mereka yaitu Ya’kub As.

Adanya istilah manajemen cemburu tidak lebih hanya merupakan perantara untuk mendukung dalam proses menata cemburu dalam hubungan cinta ataupun dalam berhubungan dengan masyarakat yang heterogen. Tidak ada salahnya bila dari arti kedua istilah akan di dapat suatu pengertian yang lebih khusus lagi. Maksud dari manajemen cemburu sendiri yaitu proses untuk mengendalikan dan mengatur rasa cemburu agar tidak berlebihan dan tidak menimbulkan kebencian serta kegelisahan yang tidak menentu sehingga dapat membuat manusia berpikir singkat dan mengambil jalan pintas dalam menyelesaikan rasa cemburunya itu. Diharapkan juga dengan adanya manajemen cemburu manusia bisa menjalankan cintanya secara seimbang dan tidak berlebihan. Sebab segala sesuatu bila dikerjakan secara berlebihan juga tidak baik bagi kehidupan kita.

Butuh atau tidak serta penting ataupun tidak dengan adanya manajemen cemburu secara tidak langsung telah terjawab. Dan seberapa tinggi tingkatannya tergantung siapa yang memandangnya dan dari sudut mana dia memandang hal tersebut. Bila orang yang belum mampu untuk merasakan cinta tentu akan beranggapan bahwa dia belum merasakan kebutuhan manajemen cemburu. Kaum agamawan menggap bahwa cemburu merupakan hal yang penting, karena bila hati dalam keadaan kosong dari cemburu, itu berarti juga kosong dari agama. Selain itu cemburu dapat mensucikan hati dan melenyapkan kotorannya, sebagaimana tungku api yang mampu melenyapkan karat besi.

Selain agamawan yang menganggap penting masalah cemburu, maka orang awam juga mempunyai anggapan yang sama. Orang awam dapat merasakan cemburu ketika mereka mengenal bagaimana jatuh cinta dan menemukan orang yang dicintainya ‘berhubungan’ dengan orang lain. Biasanya mereka beranggapan kalau tidak ada rasa cemburu itu berarti tidak ada rasa sayang di antara mereka. Bagi mereka cemburu sebagai bumbu dari perasaan cintanya. Jika cemburunya berlebihan atau cemburuan itu tidak baik dan bukan cinta namanya, tapi justru merupakan kerakusan.

Maka dengan adanya manajemen cemburu kita dapat mengetahui seberapa besar nilai kebutuhannya. Dan diharapkan dapat menggunakan akal dan pikiran secara sehat serta se-rasional mungkin dalam memutuskan dan menghadapi munculnya permasalahan dalam cinta. Jangan karena emosi yang berlebihan serta di ‘bakar’ api cemburu, lalu mengambil tindakan di luar batas kemanusiaan. Dengan adanya manajemen cemburu diharapkan dapat memberi in-put dalam proses perjalanan mencintai sesama makhluk ciptaan-Nya yang sedang dilanda cinta ataupun dalam melangkah pada kehidupan selanjutnya.

Seperti telah ditulis sebelumnya bahwa cinta dan cemburu bagaikan dua mata uang, maka ketika manusia yang jatuh cinta mempersiapkan diri dengan ilmu pengetahuan cinta dan cemburu dengan baik dan lengkap, dia akan dapat mengantisipasi setiap permasalahan yang akan muncul dalam perjalanan cintanya.

Kapan manajemen cemburu ini bisa diterapkan? Jawabannya, kapan saja dan setiap saat. Selama manusia masih hidup dan ketika bernafas masih menghirup oksigen (O2) dan yang dibuangnya adalah carbondioksida (CO2). Sampai keabadian menghampiri untuk mempertemukan dengan Kekasih Yang Maha Sejati. Adanya kebutuhan terhadap manajemen cemburu agar dapat terselenggaranya perasaan cemburu yang baik dan proporsional dalam hal mengarungi hubungan cinta.

Mengapa harus begitu? Diakui ataupun tidak bahwa ketika manusia butuh akan cinta itu berarti dia juga harus menyiapkan dirinya untuk cemburu. Siapa saja dan berapa pun usianya pastilah akan cemburu ketika melihat orang yang dicintainya bersama orang lain walaupun hanya sekedar berbicara sesaat, hanya kadarnya saja yang berbeda-beda. Saat cinta datang tanpa pernah memandang kapan waktunya, maka cemburu selalu mengiringinya, mendampinginya dan berjalan bersamanya.

Munculnya kecemburuan bisa terjadi pada siapa saja dan dalam keadaan apa saja. Bahkan seorang sahabat dapat terbakar api cemburu, bilamana orang yang dekat dengan dia selama ini, tiba-tiba dekat dengan orang lain. Kalau saya memandang bahwa cemburu ini terjadi saat manusia belum mampu untuk dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang terkesan cepat berubah. Sebab bila dapat menyesuaikan diri dengan cepat maka tidak mungkin hal ini akan terjadi dalam waktu yang lama. Bukankah terkadang orang yang cemburu itu juga menyulut munculnya permusuhan?

Ada baiknya sebelum datang kecemburuan yang berlebihan, dapat mengantisipasinya dengan cara melakukan penyesuaian diri dengan keadaan yang sewaktu-waktu mengalami perubahan. Sebab dengan melakukan penyesuaian diri seseorang dapat merasakan kelegaan, ketenangan serta bahagia walaupun dalam keadaan yang kelihatannya sulit. Begitu pula dengan masalah cemburu pun dapat dianggap masalah yang rumit. Dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam penyesuaian diri ialah:

  • Adanya pemenuhan kebutuhan pribadi seperti kebutuhan cinta dan kasih sayang, kebutuhan rasa bebas, kebutuhan akan rasa sukses, dll.
  • Kreatif serta terampil dalam pergaulan dan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.
  • Dapat menjadi diri sendiri, karena dengan demikian akan mengetahui kemungkinan serta kemampuan untuk memenuhi keinginannya secara wajar dan tidak mengharapkan sesuatu yang sifatnya tidak pasti.
  • Dapat menerima kenyataan yang dihadapi dalam menemukan cintanya, sehingga bila tidak terpenuhi tetap memiliki motivasi untuk berkarya.
  • Tanggap dan memahami terhadap kejadian yang muncul dalam lingkungan sekitar, dengan demikian dapat memudahkan diri untuk melakukan penyesuaian dan mengalami perubahan.

Kecemburuan juga ada yang bersifat terpuji dan ada yang bersifat tercela. Cemburu yang terpuji ialah cemburu yang disertai dengan fakta nyata dan bukti-bukti yang kuat. Seperti seorang lelaki yang melihat langsung kekasihnya jalan dengan lelaki lain dan tampak sangat romantis.

Cemburu yang tercela yaitu rasa cemburu yang didasarkan pada adanya praduga dan perkiraan belaka, tentunya tanpa disertai dengan fakta dan bukti yang kuat. Misalkan, seorang wanita yang menerima kabar bahwa kekasihnya sedang jalan dengan wanita lain, tanpa adanya fakta dan bukti yang kuat maka ia langsung ‘merajuk’. Pada waktu bertemu dengan kekasihnya, ia hanya berdiam tanpa mau bertanya kenyataannya pada yang bersangkutan. Dan yang terjadi hanyalah sikap diam dan menyalahkan saja.

Lalu, apa yang bisa dilakukan? Jawabannya ialah bahwa dengan memanajemen cemburu ini akan berusaha menuntun dalam menyikapi cinta yang tidak hanya dengan “rasa” tapi akan dapat belajar mencintai dengan “rasio” atau akal. Sebab cemburu yang datang akan menimbulkan konflik dan bisa terjadi, bahkan dengan saudara sendiri seperti Qabil dan Habil. Antara konflik dan cemburu mempunyai persepsi yang sama, yaitu muncul karena adanya ketidaksesuaian pemahaman pada situasi yang terjadi. Paling tidak ada beberapa argumen yang bisa diambil sebagai bahan rujukan menyelesaikan konflik atau cemburu. Baik dalam berteman, bersahabat, lebih-lebih bagi yang berpacaran, bahkan dalam rumah tangga, di antaranya:

  • Langkah untuk menghindari konflik

Yaitu bersikap untuk tidak kooperatif dan tidak tegas. Maksudnya, ketika menghadapi konflik atau cemburu maka bisa menghindarinya tanpa mempunyai inisiatif untuk menyelesaikan keadaan yang ada secara bersama-sama. Tidak tegas dalam menyelesaikan konflik, bahwa anda akan menarik diri dari situasi yang terus berkembang atau hanya bersikap netral bahkan sampai-sampai melakukan aksi diam dan bertindak pasif serta berharap masalah yang ada akan selesai dengan alami/ hilang dengan sendirinya.

  • Komando otoritatif

Langkah yang diambil ialah tidak kooperatif tapi bersikap tegas. Cara bekerjanya dengan menenteng keinginan salah satu pihak dan berjuang untuk mendominasi situasi ‘menang atau kalah’. Juga mengambil langkah menyerang dan mendominasi salah satu pihak secara frontal, yang tujuannya untuk memaksa agar mengikuti kehendak. Cara ini bisa saja di ambil bila ada keyakinan bahwa posisinya itu benar dalam situasi konflik atau cemburu.

  • Bersikap akomodatif

Bersikap kooperatif tapi tidak tegas. Membiarkan diri kalah dan pihak lain menegaskan diri serta berekspresi dengan situasi yang sedang dihadapi. Mengalahnya salah satu pihak ini guna untuk menemukan persepsi dan harmoni yang dapat merekatkan kembali hubungan yang sempat renggang. Bila posisinya seperti ini maka pihak yang merasa terlalu egois agar tidak boleh menentang dan terus mempertahankan diri, sebab dalam situasi seperti ini posisi anda bisa menjadi salah. Maka tak ada salahnya untuk menyadari sedini mungkin dan meminta maaf terlebih dulu.

  • Bersifat kompromis

Bersifat kooperatif dan tegas, namun tidak sampai pada tingkatan yang ekstrem. Pada dataran ini masing-masing pihak diharapkan mau untuk bekerjasama dalam pemecahan masalah yang dihadapinya demi kepentingan yang akan datang.

  • Melakukan langkah pemecahan masalah atau kolaborasi

Bersikap kooperatif dan tegas, hal ini agar dapat memperoleh hasil yang diharapkan. Diharapkan bisa menemukan perbedaan yang muncul serta dapat bermusyawarah dalam segala hal yang menyebabkan munculnya konflik atau cemburu yang baru/ sedang terjadi. Sehingga pada akhirnya pemecahan masalah yang ada dapat menguntungkan semua pihak dan mengedepankan rasa keterbukaan dalam komunikasi. Dalam hal ini masing-masing pihak akan menyadari bahwa cemburu dan konflik akan membuat jurang dan kehancuran serta permusuhan yang dapat berkepanjangan. Apalagi sumber adanya cemburu ini hanyalah sepele dan bukan dari kesenjangan dari kedua belah pihak.

Cemburu memang merupakan masalah yang sangat sensitif dan perlu untuk diukur dengan ukuran agama agar supaya tidak terjadi adanya pelanggaran. Bila manusia dapat menerapkan proposisi yang sebenarnya, maka cinta kasih dan kebahagiaan akan dapat dinikmati. Namun bila cemburu buta yang ada dalam kehidupan, justru kehancuranlah yang akan menjadi hambatannya dihadapan kita.

Sebagaimana cinta yang mempunyai tingkatan, maka begitu pula halnya dengan cemburu. Banyak sudah pendapat yang tertulis memberikan ungkapan tentang tingkatan cinta. Maka tingkatan cemburu itu:

  • Cemburuan hamba karena Rabb-Nya bila hal-hal yang diharamkan-Nya dilanggar dan hukum-hukum-Nya disia-siakan.
  • Cemburuan hamba pada hatinya sendiri bila ia menyenangi hal-hal selain Allah dan lebih mengarahkan kepada yang selain-Nya.
  • Cemburu hamba pada kehormatan dirinya bila orang lain yang mengintipnya.

Selain itu rasa cemburu dari orang yang jatuh cinta pada kekasihnya bisa seperti berikut:

  • Kecemburuan manusia pada Kekasihnya

Ada dua macam tipe kecemburuan di sini:

  1. Cemburu yang terpuji dan disukai Allah
  2. Cemburu yang tercela dan dibenci Allah

Cemburu yang disukai Allah ialah cemburu yang disertai dengan keraguan, sedangkan cemburu yang dibenci itu ialah cemburu yang tidak disertai dengan keragu-raguan atau malah muncul dari buruk sangka. Cemburu yang seperti ini dapat merusak cinta dan memancing perselisihan antara orang yang mencintai dan dicintai.

Pernyataan tersebut dikuatkan dalam sebuah hadis sahih Rasulullah saw.: “Sesungguhnya di antara cemburu itu ada yang disukai Allah dan di antara cemburu itu ada yang dibenci Allah. Cemburu yang disukai Allah adalah cemburu yang disertai keragu-raguan, dan cemburu yang dibenci Allah ialah cemburu yang tidak disertai keragu-raguan”.

  • Cemburuan Allah pada hamba-Nya

Allah cemburu terhadap-Nya jika lidahnya tidak digunakan untuk menyebut asma-Nya dan sibuk menyebut nama selain Allah. Dia cemburu pada hamba-Nya bila anggota tubuhnya tidak dipergunakan untuk menaati-Nya dan sibuk mendurhakai-Nya. Allah juga akan cemburu pada hamba-Nya bila dalam hatinya tidak diisi dengan cinta, ketakutan dan harapan kepada-Nya, dan sebaliknya justru diisi dengan sesuatu selain Allah.

Kita harus dapat melihat apa yang terjadi dengan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah, baik itu gempa bumi, tsunami, banjir, demam berdarah, dsb. Bisa jadi itu karena kita lalai dan terlalu terpedaya oleh kenikmatan dunia sehingga akhirnya Allah cemburu. Maka bila Allah menghendaki suatu kebaikan pada hamba-Nya, maka Dia pun akan menguasai hatinya. Begitu pula bila dia berpaling dari-Nya dan sibuk mencintai selain-Nya, maka hatinya pun akan dipenuhi oleh rasa beragam siksaan hingga akhirnya dia mengembalikan hatinya kepada Allah.

Semoga ujian yang kita hadapi –baik itu senang apalagi yang susah- dapat menjadikan kita untuk lebih merenungkannya dan selalu introspeksi diri. Sebab ketika kita dalam kesenangan biasanya akan melupakan Allah dan tidak menutup kemungkinan pula akan membuat-Nya cemburu.

  • Cemburu pada ilmu yang lebih maju

Orang yang berilmu akan cemburu pada ilmunya yang lebih maju bila disampaikan oleh orang yang belum mampu untuk mencernanya atau diletakkan tidak pada tempat yang selayaknya. Ali bin Abi Thalib berkata mengenai kecemburuan ini, “Beritahukanlah kepada manusia menurut kadar pengetahuan mereka. Apakah kalian suka jika Allah dan Rasul-Nya didustakan?”

  • Cemburu yang menjadikan buruk sangka

Pada tipe ini merupakan cemburu yang tercela, sebab menimbulkan buruk sangka, sehingga orang yang jatuh cinta dengan tega menyakiti kekasihnya dan membuat hatinya ‘panas’ akan kemarahan. Dataran cemburu ini dibenci Allah, apalagi tanpa diserta dengan adanya keragu-raguan. Ada juga cemburu yang mendorong untuk menghukum sang kekasih melebihi batas kewajaran, bahkan sampai-sampai ada orang yang tega membunuh kekasih yang dicintainya hanya karena cemburu.

Untuk saudara-saudaraku yang belum berpoligami ataupun belum menjadi “madu” dari suaminya hendaklah memiliki rasa cemburu. Tidak ada yang melarang untuk cemburu. Dengan begitulah suami akan bisa merasakan seberapa besarkah cinta istri kepada dirinya.


* Penulis adalah Konselor & Mahasiswa S3 PPI UMY

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here