MediaMU.COM

MediaMU.COM

Portal Islam Dinamis Berkemajuan

Apr 20, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

MEDSOS SANGAT BEBAS: Memungkinkan Setiap Orang Bisa Memproduksi Informasi

BENGKULU — Kebebasan yang dimiliki media sosial (medsos) sempat disinggung Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr H Haedar Nashir, MSi dalam acara Forum Dialog dan Literasi Media Sosial di Hotel Grage Bengkulu, Kamis (14/2/2019) sore.

Menurut Haedar, medsos yang sangat bebas memungkinkan setiap orang bisa memproduksi informasi apa saja dan kapan saja. “Kalau pada media arus utama kontrol dilakukan oleh redaksi dan seperangkat undang-undang yang mengaturnya, maka media sosial hampir tidak ada,” tandas Haedar Nashir.

Bagi Haedar, setiap orang bisa membuat konten apa pun yang diinginkan. Dan di media sosial itu fakta dikalahkan opini. “Yang salah bisa jadi seolah benar sehingga tidak jarang membuat para pembuat kebijakan maupun politisi menjadikan media sosial sebagai alat agitasi dan propaganda,” papar Haedar.

Dalam acara seminar yang diadakan dalam rangka Pra Tanwir Muhammadiyah, Haedar menyampaikan perlunya menggelorakan literasi pencerahan sebagai pengamalan surat Iqra ayat pertama.

Makanya, dalam forum tanwir itu juga menggunakan diksi literasi pencerahan. Dan diksi itu harus digelorakan. “Sebab cerah itu bagus dan Islam itu mencerahkan,” tandas Haedar Nashir yang menambahkan ayat pertama yang diturunkan Allah SWT itu sangat mencerahkan.

Saat ini Muhammadiyah harus bekerja sama dengan pemerintah dalam melakukan gerakan literasi yang berkeadaban, menyehatkan dan melawan informasi yang membodohkan.

Harus dilawan hasrat-hasrat alamiah dan primitif seperti kebencian dan amarah. Naluri-naluri seperti itu ketika menemukan ruang, maka seperti benih yang menyebar. “Keburukan-keburukan itu lama kelamaan seolah akan menjadi benar,” kata Haedar yang menegaskan, mengajarkan cerdas dan kritis menjadi ciri ulil albab, yaitu orang yang memperoleh petunjuk dan cerdas pemikirannya.

Pada orang yang mendapat petunjuk, dikatakan Haedar Nashir, memiliki kemampuan mengolah dan menyeleksi untuk mendiskusikan teks tanpa harus langsung mengeluarkan atau menyebarkan.

Di sela-sela acara itu diluncurkan buku “Fikih Informasi” yang dirumuskan Majelis Tarjih dan Tajdid bersama Majelis Pustaka dan Informasi serta diterbitkan Majalah Suara Muhammadiyah.

Menteri Komunikasi dan Informasi, Rudiantara, menyambut gembira dirumuskannya fikih informasi. “Saya berharap buku ini tidak hanya untuk kalangan warga Muhammadiyah saja, tapi harus disosialisakan kepada masyarakat luas,” kata Rudiantara.

Menurut Rudiantara, Muhammadiyah harus menjadi lokomatif menarik gerbong masyarakat untuk melek informasi yang sehat.

Dan buku “Fikih Informasi” ini, seperti disampaikan Ruduantara, sangat membantunya untuk bicara ke mana-mana. “Saya sangat berterima kasih adanya buku ini,” papar Rudiantara.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang membidangi Majelis Pustaka dan Informasi Prof Dr Dadang Kahmad menyampaikan, fikih informasi ini sempat dibahas dalam fokus grup diskusi tahun 2016 lalu, yang diawali oleh Majelis Pustaka dan Informasi serta Majelis Tarjih dan Tajdid di Universitas Prof Dr Hamka di Jakarta.

Dengan fikih informasi, kata Dadang Kahmad, Muhammadiyah bisa memberikan panduan kepada masyarakat agar dapat menggunakan media sosial dengan lebih baik.

Dan dakwah yang efektif ke depan itu melalui digital. “Ini tantangan bagi Muhammadiyahh dan kita harus memproduksi konten-konten ke medsos yang bisa diakses oleh anak-anak muda,” terang Dadang Kahmad.

Di sisi lain Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Syamsul Anwar menyampaikan, perumusan fikih informasi ini merupakan jawaban terhadap perlunya tuntunan hidup di era informasi yang semua berubah dengan cepat. “Karena derasnya aliran informasi,” tandas Syamsul Anwar.

Dalam pandangan Muhammadiyah, fikih bukan sekadar menetapkan hukum halal dan haram. “Tapi memberikan landasan hukum sebagai tuntunan dalam menghadapi kehidupan sesuai tantangan zaman,” terang Syamsul Anwar. Makanya, Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah membuat tuntunan agama di bidang informasi. “Masyarakat hidup di tengah dunia maya, maka Muhammadiyah harus hadir memberikan tuntunan,” papar Syamsul Anwar, yang menambahkan Muhammadiyah berpartisipasi membangun masyarakat maju dan berkeadaban. (Affan)

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here