MediaMU.COM

MediaMU.COM

Portal Islam Dinamis Berkemajuan

Apr 24, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

SIDANG TANWIR MUHAMMADIYAH: Beragama yang Mencerahkan

BENGKULU — Presiden RI, Ir H Joko Widodo tiba di Bandara Fatmawati Sukarno Bengkulu pukul 08.46 WIB.

Dalam kunjungan kerjanya ke Bengkulu ia didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Mendikbud Prof Dr.m Muhadjir Effendy, MAP, Menteri Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan.

Presiden Joko Widodo sebelum membuka Sidang Tanwir ke-2 Muhammadiyah di halaman Rumah Dinas Gubernur Bengkulu mengucapkan terima kasih kepada Persyarikatan Muhammadiyah yang telah berkontribusi bagi bangsa sejak masa kemerdekaan hingga di masa kini.

Pada kesempatan itu, Jokowi juga mengungkapkan kedekatan keluarganya dengan Muhammadiyah. “Ibu Iriana pernah kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Cucu sayaJan Ethes lahir di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo. Ini buat yang belum tahu saja,” kelakar Jokowi.

Selanjutnya, Presiden Jokowi menyampaikan apa saja yang dikerjakan pemerintahan selama 4,5 tahun terakhir.

Selain itu, Jokowi juga mengklarifikasi sejumlah isu miring yang menerpanya. Dan sebagai penutup pidatonya, Presiden RI berpesan agar kader Muhammadiyah berkontribusi bagi persatuan kesatuan di Indonesia.

Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Sidang Tanwir Muhammadiyah secara resmi dibuka Presiden RI Ir H Joko Widodo dengan memukul Doll: gendang tradisional Bengkulu bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir.

Persoalan hoaks, ujaran kebencian, takfiri, intoleransi dan berbagai sikap lain yang sampai saat ini masih menimbulkan persoalan dalam kehidupan umat dan bangsa Indonesia, disinggung Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr H Haedar Nashir, MSi dalam Tanwir Muhammadiyah tahun 2019 yang berlangsung di Gedung Daerah Balai Raya Semarak Bengkulu, Jum’at (15/2/2019).

Dalam Tanwir Muhammadiyah dengan tema “Beragama yang Mencerahkan” yang dihadiri Presiden RI Ir H Joko Widodo, Haedar Nashir berharap agar Muhammadiyah dan umat Islam untuk menyebarluaskan pesan-pesan dan praktik Islam yang mencerahkan kehidupan. “Sehingga menjadikan setiap muslim cerah hati, pikiran, sikap, dan tindakan yang disinari nilai-nilai ajaran Islam yang luhur dan utama,” kata Haedar Nashir, yang juga menyinggung persoalan persatuan dan kesatuan bangsa.

Bagi Haedar, tema Tanwir Muhammadiyah yakni beragama yang mencerahkan itu dipilih setelah melihat kondisi bangsa Indonesia saat ini.

“Dalam kehidupan sehari-hari masih djumpai sebagian pemahaman dan pengalaman Islam yang tidak atau kurang menunjukkan pencerahan,” tandas Haedar.

Haedar berharap agar para elite agama, elite ormas, elite politik, dan elite bangsa secara keseluruhan dapat memberikan keteladanan bagi warga bangsa. “Bagaimana berperikehidupan kebangsaan yang cerdas dan berkeadaban luhur dengan spirit beragama yang mencerahkan,” papar Haedar. “Tampilkan sikap kenegarawanan yang berjiwa besar, lapang hati, dewasa dalam berkontestasi, saling menghargai, menghormati, peredam konflik, pemberi solusi serta mengedepankan kepentingan bangsa negara di atas kepentingan diri sendiri dan golongan.”

Pada kesempatan itu, Haedar mengucapkan selamat bermusyawarah kepada peserta Tanwir dengan spirit ukhuwah, cerdas, dan produktif. “Jalani persidangan dengan suasana gembira dan bahagia,” tutur Haedar.

Dalam Tanwir Muhammadiyah yang diadakan pada 15-17 Februari 2019 di Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Haedar Nashir juga menyentil aksi selfie yang kerap dilakukan masyarakat. “Saya minta anggota Tanwir bisa beraksi saat foto dengan riang gembira tanpa perlu mengangkat jari tangan satu atau dua. Kasihanilah nasib sembilan atau delapan jari lain yang sama-sama ciptaan Tuhan,” kelakar Haedar yang disambut tawa para hadirin.

Ada beberapa alasan dipilihnya Bengkulu sebagai tuan rumah Tanwir Muhammadiyah. Salah satu pertimbangannya adalah sejarah lahirnya tokoh-tokoh Muhammadiyah berasal dari Bengkulu.

Bengkulu memiliki sejarah penting dalam Muhammadiyah. Banyak tokoh-tokoh Muhammadiyah lahir dari sini. Ada Hasan Din, konsul Muhammadiyah, pengusaha dan juga ayah Ibu Fatmawati.

Selain itu, Soekarno juga pernah beberapa tahun menjadi Ketua Majelis Pendidikan dan Pengajaran Muhammadiyah Bengkulu. Juga terdapat tokoh Tionghoa Oey Tjeng Hien, seorang Tionghoa yang masuk Islam dan lebih dikenal dengan nama Haji Abdul Karim Oey, ikut menjadi bagian dari Muhammadiyah di Bengkulu.

Sedangkan Tanwir Muhammadiyah yang mengusung tema “beragama yang mencerahkan” didasarkan atas dua pertimbangan. Pertama, Muhammadiyah dan Islam saat ini dituntut untuk menyebarkan praktik Islam yang mencerahkan. Mencerahkan hati, pikiran dan tindakan, yang disinari nilai-nilai Islam.

Kedua, dalam kehidupan sehari-hari, dijumpai sebagian pemahaman dan pengalaman Islam kurang menunjukkan pencerahan. Sehingga muncul ekstrimisme, intoleransi, politisasi agama, ada juga ujaran kebencian membawa aura marah dan kebencian. Islam sesungguhnya membawa rahmatan lil alamin.

Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Bengkulu, Syaifullah, menyebutkan ada beberapa rangkaian Tanwir Muhammadiyah seperti bedah buku, seminar internasional, bazar, dan tabligh akbar dengan menghadirkan ustaz Adi Hidayat.

Tanwir Muhammadiyah bertemakan beragama yang mencerahkan menjadi penting. “Karena saat ini agama hanya dimaknai secara simbol, kering dan parsial,” kata Syaifullah. Beragama, menurut Syaifullah, kedalaman memaknai ketauhidan. Mampu menjalin hubungan antara ketuhanan dan ibadah sosial yang melahirkan cinta kasih. (Affan)

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here