Kampus

Kampus

MediaMU.COM

Mar 29, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking
Dosen Vokasi UMY Tingkatkan Pengelolaan Keuangan PMI di Taiwan Bertambah Tiga, Guru Besar UMY Kini Jadi yang Terbanyak di Antara PTS se-DIY Lima Mahasiswa UMY Lolos Seleksi Indonesian International Student Mobility Awards 2024 Dalam Industrial Gathering Forum, Lulusan UMY Dinilai Memuaskan Oleh Mitra Kerja UMY Buka Peluang Kerja Sama Baru Dalam Kunjungannya ke Brunei Darussalam UKM Tapak Suci UMY Rebut 6 Emas & Gelar Pesilat Terbaik Ramadhan Hadir Lagi, Mahasiswa Penuhi Kajian Masjid KH Ahmad Dahlan UMY UMY Bagikan 5000 Takjil kepada Mahasiswa Secara Drive Thru Selama Ramadhan Kompetisi Robotik Jadi Ajang Teknik Elektro UMY Wujudkan Indonesia Emas Respons Perubahan Iklim dan Hubungannya dengan Sektor Konstruksi, Wasekjen PII Beri Pesan 38 Insinyur Baru UMY Untuk Jaga Lingkungan UAD Kembali Pelopori Pemberian Jabatan Fungsional Tenaga Kependidikan Jadi Tujuan Wisata, UMY Ajak Siswa SMA Nikmati Suasana Berkuliah di UMY 1.253 Mahasiswa UMY Diwisuda, LLDIKTI : Sukses Tak Hanya Soal Ijazah Tapi Juga Kecerdasan Mental Dengan Program ‘Polisi’ Tim KKN UAD Tingkatkan Minat Literasi Anak-anak Berdayakan Warga, Tim KKN UAD Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Kulit Singkong Jadi Keripik Tim KKN UAD Optimalkan Komoditas Kakao Masyarakat lewat Pelatihan Seru! Milad UMY Ke-43 Adakan Campus Tour bagi Siswa Mahasiswa KKN UAD Bantu UMKM Warga dengan Pelatihan Digitalisasi Usaha Syukuri Milad ke-43, UMY Gelar Family Day dan Targetkan Masuk 15 Besar PT di Indonesia Adakan Pelatihan Website, Tim Pengabdian dan KKN UAD Bantu Warga Pasarkan Komoditas

Pergolakan Gelombang Faham Demokrasi

BANTUL — Demokrasi menjadi sistem politik yang cukup banyak dipakai di berbagai negara untuk menjalankan roda pemerintahan. Berbagai negara berkembang pun turut mengadopsi sistem yang berasal dari barat tersebut. Namun negeri dimana demokrasi berasal, faham ini sendiri sedang tidak kondusif, salah satunya Amerika Serikat. Jika fenomena terus berlanjut, maka akan memberikan gelombang politik besar di seluruh dunia.

Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A. menyebutkan saat ini kredibiltas demokrasi terancam ambruk. Hal ini disebabkan oleh bangkitnya partai-partai populis di kawasan Eropa, datangnya gelombang besar otoriterisme dan krisis demokrasi di Amerika Serikat. Kebangkitan ini ditandai dengan berakhirnya dominasi partai-kanan-tengah dan kiri-tengah sejak tahun 1998. Perlawanan publik terhadap para elit politik dan ekonomi yang mereka pandang hanya mengekspolitasi kehidupan rakyat kecil. Sementara itu, 80 persen generasi milenial di Amerika Serikat (AS) mendukung militer untuk mengambil alih negara.

“Demokrasi liberal AS gagal menghalangi terjadinya ketimpangan pendapatan yang parah. Selama 40 tahun gaji buruh megalami stagnasi, sementara 20 persen penduduk lainnya memiliki kekayaan yang meningkat pesat. Pada tahun 2019, hanya ada 17 persen masyarakat AS yang percaya bahwa pemerintahan berjalan dengan baik,” ujarnya saat mengisi seminar yang diselenggarakan oleh Magister Ilmu Hubungan Internasional (MIHI) UMY, Jumat (18/10) di Gedung Pascasarjana UMY.

Bambang Cipto kemudian menjelaskan fenomena ini dapat sangat berpengaruh terhadap pergolakan politik internasioal. Ambruknya demokrasi AS merupakan ancaman bagi masa depan demokrasi di negara-negara berkembang. Ditambah lagi dengan meningkatnya keinginan sebagian masyarakat untuk mendapatkan pemimpin yang otoriter menjadi ancaman yang serius. Hal ini membuka peluang bagi negara-negara berkembang untuk berubah menjadi otoriter dan mencengkram rakyatnya.

“Jika demokrasi di negara besar goyah, maka tidak menutup kemungkinan negara yang mengadopsi sistem itu juga berubah dan memunculkan banyak negara otoriter,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Dosen Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada (FH UGM), Dr. Zaenal Arifin Muchtar mengatakan bahwa demokrasi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh oligarki. Jika hal ini terus terjadi, maka sistem demokrasi di Tanah Air menjadi samar-samar. Kemudian banyaknya ideologi partai yang tidak jelas semakin mengacaukan sistem tersebut.

“Kita sekarang sedang mengalami krisis demokrasi dan terancam untuk mundur ke zaman Orde Baru. Untuk itu, mengkritisi pemerintah adalah  nilai dari demokrasi,” imbuhnya. Pada akhir seminar, Zaenal Arifin mengingatkan bahwa proses demokrasi yang baik tidak dihasilkan secara instan dan mudah. Untuk itu, semua lapisan harus bertanggung jawab untuk itu. Jangan sampai demokrasi Indonesia mengalami kemunduran menjadi negara otoriter. (ak)


Biro Humas dan Protokol
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Ringroad Selatan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta 55183 Telp. 0274 387656 ext 115 | Fax. 0274 387646 | Web. www.umy.ac.id

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here