News

News

MediaMU.COM

Apr 26, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking
Timnas U-23 Indonesia Kalahkan Korsel di Piala Asia, PP Muhammadiyah Beri Apresiasi Menang Lewat Adu Penalti lawan Korsel, Indonesia Satu Kaki Menuju Olimpiade 2024 Babak I Perempat Final Piala Asia U-23: Indonesia Unggul 2-1 atas Korea Selatan Inilah Doa untuk Mengharap Kemenangan Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia PP Muhammadiyah Apresiasi Sikap Kenegarawanan Anies dan Ganjar Haedar Nashir: Indonesia Harus Dibangun dengan Pemikiran Moderasi dan Multi Perspektif Pasca Putusan MK, Abdul Mu'ti Apresiasi Sikap Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud FLC PWM DIY dan SDN Karangsari Kolaborasi Tingkatkan Motivasi Belajar Anwar Abbas Harap Muhammadiyah-NU Bersatu Hadapi Peralihan Peradaban Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Minta Semua Pihak Hormati Putusan MK Inilah Makna Syawalan Bagi Cabang Ranting dan Masjid Berkemajuan Sukses di DPD RI, PWM DIY Siapkan Kader-kader Terbaiknya di Pilkada Serentak 300 Warga Muhammadiyah Ngaglik Hadiri Syawalan, Siap Bangun SMP Muhammadiyah yang Pertama Timnas U-23 Menang Lawan Australia Berkat Mahasiswa Muhammadiyah, Inilah Komentar Syauqi Soeratno Dukung Timnas U-23 di Piala Asia, PP Muhammadiyah Gelar Nonton Bareng Ragam Cerita Posko Mudikmu Tempel: Insiden Minibus dan Evakuasi Pemudik Terlantar Haedar Nashir: Puasa Ramadan Memberikan Nilai Tengahan Bagi Umat Muslim Alumni Sekolah Muhammadiyah Harus Punya Nilai Lebih Dan Beda Video Pendeta Gilbert Viral dan Tuai Polemik, Ini Respons Sekum PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman: RS Muhammadiyah Berazaskan Kasih Sayang, Berpihak Pada Dhuafa

Mewartakan Bencana dengan Perspektif Tangguh Bencana

SLEMAN — Dunia saat ini yang berada di era industri 4.0 yang berbasis teknologi informasi memberikan kesadaran baru betapa penguasaan terhadap media sangat penting, terutama dalam hal penanggulangan kebencanaan. 

Informasi akan menjadi sangat penting untuk melakukan pengurangan risiko (disaster risk reduction).

Budi Santoso selaku Koordinator Divisi Pengurangan Risiko Bencana MDMC PP Muhammadiyah, sampaikan paradigma terkait dengan penanggulangan bencana saat ini telah berubah. “Sebelumnya dikenal dengan respon bencana, namun saat ini telah terjadi perubahan melalui konsep pengurangan resiko bencana dan peran jurnalistik tangguh bencana sangat penting dalam era saat ini,” kata Budi Santoso.

Kesadaran ini, menurut Budi Santoso, mendorong relawan penanggulangan bencana Muhammadiyah untuk mulai menulis topik bencana.

“Selain itu pemahaman dan pemanfaatan akan pentingnya menulis tentang kebencanaan dengan perspektif tangguh bencana,” tandas AR. Hartanto, panitia pelatihan bertemakan “Mewartakan Bencana dengan Perspektif Tangguh Bencana”.

Kegiatan yang digelar LPB PDM Sleman itu dilaksanakan pada Ahad, 27 Oktober 2019 di kampus  UNISA (Universitas Aisyiyah), Jl. Ring Road Barat, Sleman, dibuka H. Abdul Kasri, M.Pd dari PDM Sleman.

Kegiatan yang dihadiri 70 orang peserta utusan sekolah dan berbagai stake holder yang peduli dengan kegiatan pengurangan risiko bencana itu berlangsung dengan sukses: menghasilkan kesepakatan untuk mulai berani menuliskan pengalaman tentang pengurangan risiko bencana di lingkungan masing-masing peserta.

Pada kesempatan itu, Supriyono, pegiat kebencanaan dari Cangkringan, Sleman, menceritakan betapa dunia kerelawanan merupakan panggilan kemanusiaan yang ikhlas dan mendarah daging bagi para relawan.

Rizal Dewantoro, reporter Majalah SM menyampaikan, di era digital 4.0 ini komunikasi massa proses di mana pesan-pesan diproduksi secara massal dan disampaikan kepada penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen. Hebohnya televisi swasta pada Oktober 2010 yang menyiarkan kabar wedhus gembel (awan panas) telah meluncur sejauh 25 kilometer, langsung membuat kepanikan hebat para pengungsi di Hargobinangun, Pakem.

Setelah dikonfirmasi ternyata yang dimaksudkan bukan awan panas yang mematikan, tetapi hujan abu yang tidak begitu berbahaya. 

“Kasus ini bisa jadi contoh peran media massa tidak semata berfungsi menghadirkan realitas ke publik, namun bisa menimbulkan bias informasi yang bisa subyektif,” papar Rizal Dewantoro.

Di sisi lain, Ariful “Aril” Amar,  CEO Adsea.id ketika uraikan vlog tentang tangguh bencana menampilkan presentasi bagaimana generasi milenial, generasi Y yang akrab dengan gadget, memerlukan treatment dan pendekatan yang sesuai dengan gelombang mereka. “Pengurangan risiko bencana didekati dengan tayangan interaktif yang singkat, namun pesannya tersampaikan dengan jitu mengena,” tandas Amar. (*/)

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here