Opini

Opini

Opini

Mar 19, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Kemandirian dalam Perhelatan

Oleh: Drs M Afnan Hadikusumo

Sewaktu saya masih duduk di kelas 4 di Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta, saya masih ingat betul, pernah suatu saat dimintai iuran untuk penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah. Waktu itu muktamar yang ke berapa, saya lupa.

Bapak saya, waktu itu langsung memberikan uang iuran itu sambil berpesan: “Ini segera berikan ke sekolah sebagai amal jariyah kita besok.”

Hal yang sama juga dialami kakak saya, yang waktu itu studi di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta dan dua adik saya yang masih duduk di kelas 3 dan kelas 1 di SD Muhammadiyah Ngupasan sama dengan saya.

Untuk mensukseskan perhelatan Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta, Jawa Tengah, cara yang sama juga diberlakukan di SD, SMP, SMA, bahkan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM).

Di wilayah DIY, pengurus-pengurus ranting, cabang dan daerah serta wilayah sudah mengorganisasikan diri untuk memberangkatkan kabilah-kabilah penggembira.

Sudah dua tahun yang lalu, warga Muhammadiyah di Ranting Kauman, Cabang Gondomanan, Kota Yogyakarta, menabung uang untuk biaya keberangkatan mereka menjadi penggembira Muktamar Muhammadiyah maupun Aisyiyah di Surakarta tahun 2020 yang akan datang.

Ini menunjukkan ghirah yang luar biasa bagi warga Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk menunjukkan kebersamaan dalam berkhidmat di persyarikatan Muhammadiyah.

Penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah maupun Aisyiyah selama ini, memang lekat dengan semangat perjuangan dan pengorbanan. Bayangkan, selain bantuan dana dari amal usahanya, warga Muhammadiyah juga ikut memberikan dana maupun innatura demi terlaksananya muktamar.

Pengalaman saya ketika menjadi panitia Muktamar Muhamadiyah di Yogyakarta tahun 1990 lalu, bantuan innatura berupa beras dan gula pasir berkuintal-kuintal, ayam beribu ekor, kelapa beberapa truk, ikan sarden, korma, telur, air mineral, pisang, jahe, bahkan sampai arang dan kayu bakar berkarung-karung. Namun, ada juga yang kirim do’a melalui media massa.

Di zaman yang sebelumnya lagi, bahkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah menerbitkan perangko Muhammadiyah untuk penggalangan dananya.

Inilah bagian dari ghirrah warga Muhammadiyah untuk tetap mandiri. Dan upaya ini menjadi penting untuk menghindari tangan-tangan gatal yang ingin mencampuri urusan Muhammadiyah dengan agenda-agenda yang tidak sejalan dengan matan, keyakinan serta khittah Muhammadiyah dalam membangun negeri ini. Untuk itu persiapkan diri kita menuju Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah di Surakarta.

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here