News

News

MediaMU.COM

Apr 25, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking
PP Muhammadiyah Apresiasi Sikap Kenegarawanan Anies dan Ganjar Haedar Nashir: Indonesia Harus Dibangun dengan Pemikiran Moderasi dan Multi Perspektif Pasca Putusan MK, Abdul Mu'ti Apresiasi Sikap Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud FLC PWM DIY dan SDN Karangsari Kolaborasi Tingkatkan Motivasi Belajar Anwar Abbas Harap Muhammadiyah-NU Bersatu Hadapi Peralihan Peradaban Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Minta Semua Pihak Hormati Putusan MK Inilah Makna Syawalan Bagi Cabang Ranting dan Masjid Berkemajuan Sukses di DPD RI, PWM DIY Siapkan Kader-kader Terbaiknya di Pilkada Serentak 300 Warga Muhammadiyah Ngaglik Hadiri Syawalan, Siap Bangun SMP Muhammadiyah yang Pertama Timnas U-23 Menang Lawan Australia Berkat Mahasiswa Muhammadiyah, Inilah Komentar Syauqi Soeratno Dukung Timnas U-23 di Piala Asia, PP Muhammadiyah Gelar Nonton Bareng Ragam Cerita Posko Mudikmu Tempel: Insiden Minibus dan Evakuasi Pemudik Terlantar Haedar Nashir: Puasa Ramadan Memberikan Nilai Tengahan Bagi Umat Muslim Alumni Sekolah Muhammadiyah Harus Punya Nilai Lebih Dan Beda Video Pendeta Gilbert Viral dan Tuai Polemik, Ini Respons Sekum PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman: RS Muhammadiyah Berazaskan Kasih Sayang, Berpihak Pada Dhuafa Jamu PP Aisyiyah, Haedar Nashir Berpesan Untuk Dekatkan Dakwah dengan Masyarakat Lazismu bersama MPM PP Muhammadiyah Salurkan 1000 Paket Zakat Fitrah dan Fidyah Abdul Mu'ti: Jadikan Idulfitri Momentum Rekonsiliasi Sosial Ketua PP Muhammadiyah Prihatin Korupsi Subur di Tengah Masyakarat yang Religius

Pelaku Wisata Menunggu Eksekusi Kebijakan Pemerintah

YOGYAKARTA — Sudah sekitar satu bulan pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia dan berimbas pada penutupan banyak destinasi wisata di daerah. Seluruh industri wisata dari hulu ke hilir terdampak Covid-19 dengan berhentinya aktivitas wisata ini.

Beberapa kebijakan telah diwacanakan untuk diambil oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif seperti insentif pajak, kemudahan untuk debitur, relaksasi tarif listrik, dan penghapusan iuran BPJS tenaga kerja selama tiga bulan. Namun hingga kini, masyarakat yang bergerak di industri wisata masih menunggu dengan penuh ketidakjelasan.

Ketua Bidang Seni, Budaya, Pariwisata dan Olahraga Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah DIY, Ghifari Yuristiadhi, mengatakan, saat ini pelaku wisata dari hulu ke hilir menunggu percepatan eksekusi kebijakan pemerintah. “Dalam hal ini Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” tandasnya.

Menurutnya, kebijakan Kementrian Pariwisata benar-benar ditunggu seluruh pelaku wisata. Setidaknya, sebulan ini mereka sudah berusaha membangun ketahanan sesuai kemampuan masing-masing dengan kekuatan ekonomi mandiri.

Memasuki bulan kedua ini, pelaku wisata sudah mulai merasakan semakin berat. Kemudian berakibat banyak karyawan sudah dirumahkan karena tidak lagi mampu dibayar.

“Kebijakan apapun yang akan diambil Kementrian Pariwisata di masa tanggap darurat Covid-19 ini seharusnya segera dikomunikasikan ke Dinas Pariwisata di tingkat propinsi dan kabupaten/kota untuk disosialiasikan dalam rangka menenangkan pelaku wisata di daerah,” tutur Ghifari, Dosen Program Studi Bisnis Perjalanan Wisata di Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Ghifari mengusulkan, di tahap tanggap darurat ini kebutuhan paling mendesak dari pelaku wisata adalah insentif yang dapat mengurangi pengeluaran mereka di saat sama sekali tidak mendapatkan pemasukan.

Selanjutnya, di bulan kedua dan ketiga saat masa pemulihan, bisa diselenggarakan peningkatan kapasitas seperti pelatihan atau seritifikasi kompetensi gratis.

“Di masa pemulihan, program kartu prakerja yang diisiniasi pemerintah bisa dieksekusi dan menemukan momentumnya,” katanya.

Namun saat ini, menurut Ghifari, di masa tanggap darurat, kebutuhan insentif menjadi urgen. “Dan harus segera direalisasikan,” pungkasnya. (*\)

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here