Oleh: Farid Ma’ruf*

Wabah Covid-19 sekarang ini merupakan musibah yang menggempur semua lapisan masyarakat, mulai dari pekerja hingga wiraswasta. Tak ada satupun yang bisa terhindar.

UMKM termasuk lini yang sangat terdampak Covid-19. Hal tersebut karena sebagian besar UMKM masih sangat mengandalkan pemasaran secara offline. Sebut saja para pedagang di pasar tradisonal yang masih sangat mengandalkan tatap muka dalam memasarkan produk mereka.

Adanya Covid-19 ini memaksa sebagian besar UMKM harus mengubah jalur marketing yang awalnya offline menjadi online.

Banyak gerakan untuk membantu menjualkan produk-produk UMKM, baik secara individu maupun komunitas. Gerakan Jogja Tetulung, fotografer bergerak, videografer membantu hingga endorse ke akun-akun pribadi milik para artis kenamaan Indonesia. Mereka memberikan semua fasilitas ini  secar gratis..tiiiiss.

Seperti videografer bergerak, mereka membuat konten-konten dari produk UMKM untuk kebutuhan media sosial secara profesional walau tisss..gratis.

Pandemi corona memang mematikan banyak sektor ekonomi, tapi bukan berarti harus menyerah pada kondisi seperti ini. Kita sebagai manusia dipaksa untuk berkreasi agar keluar dari musibah ini. Ini terbukti dengan meningkatnya lalu lintas media sosial di dunia maya sebagai alternatif solusi yang ada. Khususnya dalam hal pemasaran produk.

Mulai dari whatsapp grup, telegram, instagram, dan facebook menjadi pilihan untuk memasarkan produk-produk UMKM tersebut. Selain itu, masih ada youtube yang juga menjadi alternatif solusi yang tidak hanya sekedar memasarkan produk tetapi juga mempromosikan diri sendiri melalui kegiatan kesehariannya hingga hal-hal unik yang dikemas dalam bentuk video kreatif.

Era pandemi semua bergerak untuk saling membantu sesama. Sebagaimana hadits nabi, sebaik-baik manusia adalah yang dapat memberikan manfaat kepada sesamanya.

*Dosen program studi Teknik Industri UAD dan anggota MPI PWM DIY periode 2015-2020