News

News

MediaMU.COM

Apr 24, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking
PP Muhammadiyah Apresiasi Sikap Kenegarawanan Anies dan Ganjar Haedar Nashir: Indonesia Harus Dibangun dengan Pemikiran Moderasi dan Multi Perspektif Pasca Putusan MK, Abdul Mu'ti Apresiasi Sikap Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud FLC PWM DIY dan SDN Karangsari Kolaborasi Tingkatkan Motivasi Belajar Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Minta Semua Pihak Hormati Putusan MK Inilah Makna Syawalan Bagi Cabang Ranting dan Masjid Berkemajuan Sukses di DPD RI, PWM DIY Siapkan Kader-kader Terbaiknya di Pilkada Serentak 300 Warga Muhammadiyah Ngaglik Hadiri Syawalan, Siap Bangun SMP Muhammadiyah yang Pertama Timnas U-23 Menang Lawan Australia Berkat Mahasiswa Muhammadiyah, Inilah Komentar Syauqi Soeratno Dukung Timnas U-23 di Piala Asia, PP Muhammadiyah Gelar Nonton Bareng Ragam Cerita Posko Mudikmu Tempel: Insiden Minibus dan Evakuasi Pemudik Terlantar Haedar Nashir: Puasa Ramadan Memberikan Nilai Tengahan Bagi Umat Muslim Alumni Sekolah Muhammadiyah Harus Punya Nilai Lebih Dan Beda Video Pendeta Gilbert Viral dan Tuai Polemik, Ini Respons Sekum PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman: RS Muhammadiyah Berazaskan Kasih Sayang, Berpihak Pada Dhuafa Jamu PP Aisyiyah, Haedar Nashir Berpesan Untuk Dekatkan Dakwah dengan Masyarakat Lazismu bersama MPM PP Muhammadiyah Salurkan 1000 Paket Zakat Fitrah dan Fidyah Abdul Mu'ti: Jadikan Idulfitri Momentum Rekonsiliasi Sosial Ketua PP Muhammadiyah Prihatin Korupsi Subur di Tengah Masyakarat yang Religius Haedar Nashir: Puasa Momentum Seimbangkan Hidup dengan Sikap 'Tengahan'

PHBI DIY Tidak Selenggarakan Shalat Idul Fitri 1441 Hijriyah

YOGYAKARTA — Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Daerah Istimewa Yogyakarta memutuskan tidak  menyelenggarakan atau meniadakan shalat Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriyah di Alun-alun Utara Yogyakarta pada hari Ahad, 24 Mei 2020.

Selama ini, PHBI DIY tiap tahun menyelenggarakan shalat ‘Idain (shalat dua hari raya), yaitu shalat Idul Fitri setiap tanggal 1 Syawal dan shalat Idul Adha setiap tanggal 10 Dzulhijjah berdasarkan hasil hisab haqiqi wujudul hilal bertempat di Alun-alun Utara Yogyakarta sebagai pusatnya.

“Di samping mengoordinasi tempat-tempat lainnya di DIY dalam menyelenggarakan hal yang sama,” kata HM Muchlas Abror, Ketua PHBI DIY, Ahad (17/5/2020).

Menurut Muchlas, PHBI DIY tidak menyelenggarakan shalat Idul Fitri tahun ini merupakan peristiwa pertama kali. Oleh karena DIY — bahkan Indonesia dan dunia — sedang dilanda virus Korona baru (Covid-19).

PHBI DIY meniadakan shalat Idul Fitri tahun 2020 ini di Alun-alun Utara Yogyakarta dan tempat-tempat lain yang berada dalam koordinasi PHBI DIY. “Maksud utamanya untuk keselamatan jiwa,” tandas Muchlas Abror.

Karena pandemi Covid-19 atau wabah Korona sedang melanda dunia, termasuk Indonesia dan DIY ada didalamnya, Muchlas Abror berharap semoga wabah Korona ke depan tidak terus meningkat dan menguat. “Tapi cepat menurun dan mereda,” ungkap Muchlas, yang menambahkan PHBI DIY pada bulan Dzulhijjah mendatang dapat menyelenggarakan shalat Idul Adha di Alun-alun Utara Yogyakarta dan tempat-tempat lain.

Dikatakan Muchlas, shalat Idul Fitri termasuk ibadah sunnah muakkadah. Umat Islam sangat dianjurkan melakukannya pada tanggal 1 Syawal pagi hari.

“Sebaiknya atau utamanya memang dilaksanakan di lapangan terbuka atau masjid. Tapi, shalat Idul Fitri bukanlah ibadah fardhu yang wajib ditunaikan,” jelas Muchlas Abror.

Bila ada udzur syar’i yang dibenarkan oleh Islam, misal wabah Korona yang sedang menerpa daerah dan negara Indonesia, bagi umat Islam tentu boleh melakukannya di rumah. “Dalam keadaan darurat ini siapapun yang tidak bisa melakukan ibadah sunnah di rumah tentulah tidak mengapa,” tandas Muchlas.

Adapun tata cara melaksanakan shalat Idul Fitri, baik di lapangan terbuka, masjid maupun di rumah sekalipun adalah sama. Dua rakaat tanpa diawali adzan dan iqamah serta dilaksanakan dengan berjamaah: ada imam dan makmum.

Rakaat pertama dimulai oleh imam dengan takbir tujuh kali dan rakaat kedua bertakbir lima kali. Setelah selesai shalat Idul Fitri masih ada khutbah yang disampaikan oleh khatib.

Shalat Idul Fitri di rumah cukup diikuti oleh anggota keluarga. Salah seorang di antara mereka menjadi imam dan sekaligus menjadi khatib. Khutbah yang disampaikan singkat sajalah. Bahkan, dalam kondisi khusus ini, bila tak ada khutbah tidaklah merupakan kekurangan.   

Wabah Korona yang mendunia ini penyebarannya cepat dan sulit dideteksi. Tapi, proses penularannya cukup mudah. Wabah ini secara fakta membawa bahaya nyata, bukan mengada-ada, dan belum mereda.

Bagi Muchlas, dampak negatif yang ditimbulkannya sangat jelas telah menerabas banyak bidang. “Karena itu,  menghadapi wabah ini perlu penanganan dan penanggulangan secara cepat, tepat dan bersemangat,” kata Muchlas Abror.

Salah satu tujuan syariat Islam, kata Muchlas Abror selaku Ketua PHBI DIY, untuk menjaga keselamatan jiwa. “Ini merupakan hal yang diutamakan,” tandasnya.

Besar antusiasme Islam  menjaga keberadaan manusia. Siapa dapat menjaga diri dengan baik sama artinya dapat memelihara kehidupan manusia seluruhnya. “Dan sekali-kali janganlah berbuat sebaliknya yang akan menjerumuskan dan membinasakan,” ungkap Muchlas.

Lebih lanjut dikatakan Muchlas, penyebaran dan penularan virus wabah Korona melalui kerumunan manusia. “Karena itu, kita harus menghindari dan menjauhi kerumunan manusia,” jelasnya.

Menjaga jarak fisik dan sosial serta banyak di rumah. Keluar rumah hanyalah dalam hal sangat penting dan memakai masker. Tetap menjaga kebersihan dan kesehatan secara baik.

“Nah, shalat Idul Fitri berjamaah, apalagi di lapangan terbuka, tentu akan dihadiri umat Islam dalam jumlah jamaah jauh lebih besar,” kata Muchlas.

Karena itu, di tengah wabah Korona tahun 2020 ini, PHBI DIY tidak menyelenggarakan shalat Idul Fitri di Alun-alun Utara Yogyakarta dan tempat-tempat lain di DIY. “Tentu bertujuan mulia sebagai kontribusi bermakna untuk memutus mata rantai penyebaran dan penularan virus wabah Korona, menjaga keselamatan jiwa, serta kesehatan bangsa dan negara,” kata Muchlas Abror.

Bulan Ramadan tinggal beberapa hari lagi. Hari Raya Idul Fitri pun menjelang datang. “Mari kita manfaatkan waktu yang masih ada untuk banyak beramal, bershadaqah dengan harta yang halal, menggerakkan kepedulian sosial, selain berzakat fitrah juga mengeluarkan zakat mal,” papar Muchlas, yang menambahkan hal itu dibagikan kepada mereka yang berhak menerima.

“Mari kita sambut kedatangan Idul Fitri pada waktunya dengan banyak bertakbir dan bertahmid di rumah masing-masing,” harap Muchlas, yang menerangkan tak perlu mengadakan pawai dan takbir keliling.

Wabah Korona belum mereda. Jika kita hendak melakukan shalat Idul Fitri cukup  di rumah sendiri. Mengenai mudik bisa ditunda lain waktu. Silaturrahim untuk meminta dan memberi maaf pun tidak harus dilakukan secara fisik. “Sebab, lewat komunikasi lain kita masih dapat  melakukannya,” terang Muchlas yang berharap masyarakat untuk tetap berikhtiar lahir-batin dan terus berharap kepada Allah SWT pertolongan-Nya. “Semoga kita dikaruniai keistiqamahan, kesabaran, kekuatan, ketahanan uji, dan kemampuan melawan wabah Korona sehingga wabah ini menjadi mereda dan tiada,” pungkas Muchlas Abror. (Affan)

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here