Opini

Opini

Opini

Apr 23, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Seberapa Istimewa Gerhana Matahari 21 Juni 2020?

Oleh: Yudhiakto Pramudya*

Selalu ada yang unik di setiap gerhana yang terjadi. Hal ini karena sering terjadi pasangan posisi benda langit yang berbeda. Selain itu, jalur gerhana di permukaan bumi juga selalu berbeda setiap gerhana. Pada tanggal 21 Juni 2020, terjadi Gerhana Matahari Cincin yang dapat diamati di lokasi terbaiknya di bagian India Utara.

Gerhana Matahari Cincin terjadi karena piringan matahari tidak tertutup total oleh piringan bulan. Diamater tampak piringan matahari dan bulan memang hampir sama meskipun secara aktual diameter matahari dan bulan sangat jauh berbeda. Hampir samanya diameter tampak matahari dan bulan disebabkan karena jarak bumi-bulan dan bumi-matahari sangat jauh berbeda. Lintasan bulan mengelilingi bumi dan lintasan bumi mengelilingi matahari tidaklah lingkaran melainkan cenderung lonjong. Sehingga, kadang bulan berada pada jarak yang lebih jauh daripada jarak rata-rata bumi-bulan. Hal ini membuat diameter tampak bulan cenderung berkurang.

Gerhana matahari selalu terjadi pada fase bulan baru. Namun, tidak setiap bulan baru terjadi Gerhana matahari. Hal ini disebabkan bidang edar bulan mengelilingi bumi miring sekitar 5 derajat terhadap bidang edar bumi mengelilingi matahari. Gerhana Matahari Cincin tidak dapat teramati di Indonesia. Namun, sebagian besar wilayah Indonesia dilewati oleh jalur Gerhana Matahari Sebagian. Hanya sebagian besar wilayah Lampung, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Banten, Jawa Barat (kecuali Indramayu), sebagian Jawa Tengah, sebagian wilayah Papua, dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak bisa dijadikan lokasi observasi Gerhana Matahari Sebagian. Warga di daerah Maluku Utara akan dapat melihat Gerhana Matahari Sebagian dengan cakupan tertutupnya piringan matahari sekitar 40% dengan durasi gerhana sekitar tiga setengah jam.

Pada tanggal 21 Juni 2020 ini deklinasi matahari yaitu 23,5 derajat. Artinya matahari berada di Titik Balik Utara. Musim panas di belahan bumi utara akan dimulai, secara astronomi. Panjang siang hari akan lebih lama dibandingkan dengan panjang malam hari. Gerhana matahari terjadi bersamaan dengan Summer Solstice ini jarang terjadi sehingga menjadikan fenomena astronomi yang istimewa. Fenomena ini tanda kebesaran Allah SWT. Sehingga, bagi umat Islam yang berada di jalur gerhana dapat melaksanakn salat sunnah gerhana. Namun, perlu diingat bahwa salat gerhana dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Keadaan pandemi ini memang membuat sejumlah kegiatan terkendala termasuk observasi gerhana matahari. Biasanya, para pemburu foto dan data gerhana matahari akan bepergian ke jalur gerhana matahari. Warga diimbau untuk tidak berkerumun saat mengamati fenomena gerhana.

Perlu diingat bahwa mengamati matahari harus dilakukan dengan peralatan yang aman bagi mata. Teleskop perlu dilengkapi dengan filter atau penapis matahari. Kacamata gerhana juga bisa digunakan. Namun bila tidak memiliki keduanya, proyeksi lubang jarum bisa digunakan. Metode ini sudah dikenalkan sejak lama oleh Ibnu Haytham seorang ilmuwan muslim. Proyeksi lubang jarum dibuat dengan cara membuat lubang kecil dengan jarum pada kertas atau aluminum foil yang diarahkan pada matahari. Sehingga, citra matahari akan terbentuk di sisi yang berlawanan dengan lubang jarum tersebut.

Selain itu, jejaring observatorium menawarkan sejumlah tautan streaming observasi dari berbagai daerah. Observatorium Universitas Ahmad Dahlan menyiarkan laporan observasi gerhana matahari dari berbagai daerah. Sehingga, masyarakat masih bisa mengamat gerhana matahari dengan aman dari rumah. Hal ini untuk menekan angka kasus positif Covid-19. Dengan menahan diri untuk tidak berkerumun untuk mengamati, kita berharap pandemi akan berakhir dan kita dapat melakukan pengamatan bersama kembali di observatorium. (*)


*Kepala Pusat Studi Astronomi Universitas Ahmad Dahlan

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here