Opini

Opini

Opini

Mar 29, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Menikmati Aliran Syaifuli di Rumah Kaligrafi Syaiful Adnan

Oleh: Tim Redaksi Mediamu

Nama Syaiful Adnan dengan kaligrafi Islam sepertinya tak bisa dipisahkan. Berselancarlah di dunia maya, ketik kalimat “kaligrafi Islam Indonesia”, akan muncul satu nama: Syaiful Adnan dengan karya-karya indahnya.

Syaiful Adnan, pelukis kaligrafi kelahiran Saniangbaka, Solok, Sumatra Barat, 5 Juli 1957. Secara formal pernah belajar di SSRI/SMSR Padang, kemudian hijrah ke Yogyakarta untuk kuliah di STSRI ASRI Yogyakarta. Ia lulus tahun 1982, dan hingga kini menetap di kota gudeg ini.

Dipandang sebagai salah seorang tokoh pembaharu, pendobrak seni lukis kaligrafi  tanah air. Seniman berdarah Minang ini menemukan hal baru di luar kaidah-kaidah baku seni lukis kaligrafi.

Latar belakang agama dan budaya yang kuat ditambah pengetahuan dan pengalaman berseni secara formal menjadikannya berkhidmat mengabdi kepada Sang Maha Pencipta melalui karya seni kaligrafi. Ia menemukan gaya yang berbeda dibandingkan pelukis kaligrafi lain, sehingga memunculkan aliran baru yang dijuluki Kaligrafi Arab Syaifuli.

Pada 1978, sepak terjangnya dalam dunia lukis kaligrafi dimulai. Saat ma­sih berstatus mahasiswa di STSRI “ASRI” Yogyakarta (sekarang ISI), Syaiful Adnan menyabet dua medali emas di kompetisi seni lukisPekan Olahraga dan Seni se-Indonesia.

Tahun 1979 menjadi satu-sa­tunya ma­hasiswa yang ikut dalam pa­­me­ran Kaligrafi Nasional Pertama di Sema­rang. Padahal saat itu pameran juga diikuti pe­rupa kaligrafi kenamaan seperti AD Pi­rous, Ahmad Sadali, dan Amri Yahya. Tahun 1985 mendapat kesempatan mendisain logo Majelis Ulama Indonesia  (MUI).

Pelukis yang aktif sebagai Koordinator Bidang Seni Rupa di Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PP  Muhammadiyah ini sangat berpengalaman dalam mengikuti pameran tingkat nasional dan internasional. Puluhan kali mengadakan pameran di berbagai negara, seperti Malaysia, Arab  Saudi, Jepang, Hong Kong, Singapura, Thailand, Brunei Darusalam, dan lain-lain.

Karya masterpiecenya dikoleksi beberapa kepala negara baik sebagai koleksi pribadi maupun negara, seperti Mahathir Mohamad (Perdana Menteri Malaysia), Zia-ul-Haq (Presiden Republik Islam Pakistan), dan Sultan Hassanal Bolkiah (Bru­nei  Darussalam). Tokoh dunia lainnya yang mengoleksi karya Syaiful Adnan adalah Karel A. Steenbrink (Amerika Serikat), Dieter  Amsler (Kanada). Di dalam negeri, karyanya dikoleksi Istana Negara, Adam Malik, AH Nasution, Azwar Anas, Alamsjah Ratoe Perwiranegara, Dewi Motik Pramono, dan lain-lain. Karyanya dikagumi khalayak umum tanpa batasan agama.

Jika anda di kota Yogyakarta, bisa berkunjung ke Rumah Kaligrafi Syaiful Adnan di Jalan Ngasem Yogyakarta, jalan ngasem no 40 Yogyakarta atau sebelah utara pasar Ngasem. Di galeri itu bisa menikmati karya khas Syaiful Adnan. Juga akan menikmati karya kaligrafi tiga dimensi seorang seniman yang juga dosen ISI Yogyakarta, yaitu Rispul Rasidin.

Memasuki galeri yang baru dibuka 1 syawal 1441 H betepatan 24 Mei 2020 ini akan merasakan sentuhan karya seni yang  memancarkan nuansa religius yang indah. (cip)

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here