YOGYAKARTA — Suara Muhammadiyah kini semakin baik, mendapat apresiasi dan selalu menerima penghargaan.

Inilah bukti nyata Muhammadiyah berkemajuan. Muhammadiyah, umat Islam dan bangsa Indonesia sungguh memerlukan karya-karya monumental dan mencerahkan sebagaimana dipelopori majalah Suara Muhammadiyah.

Diawali pada 2016 menerima anugerah dari MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai majalah Islam yang terbit berkesinambungan terlama.

Disusul pada 2017 lalu menerima penghargaan dari SPS (Serikat Perusahaan Pers) Pusat sebagai salah satu majalah tertua di Indonesia.

Dan pada awal 2018 mendapat penghargaan dari Panitia Hari Pers Nasional (HPN) 2018 dalam kategori kepeloporan sebagai media dakwah perjuangan Kemerdekaan RI dalam bahasa Indonesia.

Kali ini, Suara Muhammadiyah menerima penghargaan dari Perpustakaan Nasional RI sebagai media yang tertib dalam perundang-undangan dan konsisten dalam penerbitannya. “Ini merupakan bukti dan wujud komitmen Suara Muhammadiyah sebagai gerakan literasi tiada henti,” terang Deni Asy’ari, Direktur Suara Muhammadiyah, hari ini.

Penghargaan bagi Majalah Suara Muhammadiyah dari Perpustakaan Nasional RI atas aktifnya dalam pelaksanaan UU Nomor 4/1990 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam untuk kategori majalah diserahkan di Auditorium Soekarman (Teater Utama) Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Pusat, Selasa (24/7/2018), dalam acara pemberian anugerah wajib serah tertib undang-undang deposit tahun 2018.

Bagi Deni, penghargaan itu juga merupakan penyemangat agar ke depan Suara Muhammadiyah supaya lebih baik lagi.

Di sisi lain, seperti disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dr H Haedar Nashir, M.Si, penghargaan dari pemerintah bagi Suara Muhammadiyah semakin membuktikan sejarah, keberadaan dan peran penting Suara Muhammadiyah sebagai media dakwah yang lahir dari rahim pergerakan Muhammadiyah dalam mencerdaskan dan memajukan bangsa.