Opini

Opini

Opini

Apr 20, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Perjalanan Meninjau Pelayanan Kesehatan Haji

Oleh: Drs M Afnan Hadikusumo

Ketika dalam perjalanan meninjau pelayanan kesehatan bagi para jamaah haji yang akan jamarat di Mina, saya menemukan seorang jamaah haji dari Subang, Jawa Barat, yang sudah sepuh dengan memakai kacamata hitam (kayak rocker) terpisah dari rombongan.

Akhirnya saya bawa ke klinik kesehatan haji Indonesia.

Di klinik ini, ada 200 orang pasien, yang salah satunya adalah ibu Samini, berasal dari Sragen, Jawa Tengah. Putrinya bernama Anike Surya (guru PAUD) dan suaminya bernama Setiyono (karyawan Jogja TV) beralamat di Santan, Banguntapan, Bantul.

Ketika saya temui waktu itu, bu Samini titip salam untuk puteri dan menantunya serta mohon do’a agar segera sembuh serta dapat pulang dengan lancar dan menjadi haji mabrur.

Waktu saya temui, kondisinya baik.

Di tengah-tengah perjalanan, ada suatu hal yang sangat mengganggu saya.

Problematika kita yang sedang bertandang di suatu tempat dengan jumlah ratusan ribu — bahkan jutaan orang — adalah persoalan kebersihan lingkungan.

Terkadang, sadar atau tidak, kita membuang sampah sembarangan. Selain dari sisi estetika tampak kurang bagus. Begitu juga dari sisi kesehatan juga sangat mengganggu.

Padahal, agama Islam mengajarkan arti pentingnya kebersihan. Dari Abu Barzah r.a., ia berkata: Aku berkata, “Ya Nabiyyallah, sesungguhnya aku tidak mengetahui diriku sudah mati atau masih hidup sesudahmu, maka berilah sesuatu bekal untukku yang dengannya Allah memberi manfaat kepadaku.” Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Kerjakanlah demikian, kerjakanlah demikian, dan singkirkanlah gangguan dari jalan”. Dan dalam satu riwayat, Abu Barzah berkata: Aku berkata, “Ya Nabiyyallah, ajarkanlah sesuatu kepadaku yang dengannya aku bisa mengambil manfaat”. Rasulullah SAW bersabda, “Singkirkanlah gangguan dari jalannya kaum muslimin”. (HR. Muslim dan Ibnu Majah)

Di maktab jamaah haji siang itu, tampak sedikit kotor dengan adanya beberapa sampah yang bertebaran.

Waktu itu, sempat saya singkirkan bersama. Tapi, tiba-tiba angin besar disertai hujan menerpa maktab (pemondokan) selama satu jam. Setelah reda, kami keluar dari tenda dan melihat betapa bersihnya lingkungan sekitar tenda karena sampah disapu oleh angin. Dan betapa sejuknya hawa di pemondokan, di mana sebelumnya panas udara mencapai 50 derajat Celsius. Itulah rahasia dari Allah SWT.

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here