Opini

Opini

Opini

Apr 26, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Belajar Tetap Bermakna Meski Jauh di Mata

Oleh: Dholina Inang Pambudi, M.Pd*

Tidak dapat dipungkiri lagi pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak di semua lini kehidupan. Wabah ini secara sporadis mengubah pola kehidupan di berbagai sektor.

Salah satu dampaknya pada sektor pendidikan, telah terjadi perubahan pola pembelajaran yang biasanya melalui tatap muka langsung, namun saat pademi ini banyak Perguruan Tinggi dan sekolah yang merubah pola pembelajaran melalui daring/online. Tentu hal ini membuat pendidik dan peserta didik harus cepat tanggap dan beradaptasi dengan perubahan yang ada.

Karena dalam kondisi darurat wabah Covid-19 proses pembelajaran masih harus tetap berlangsung meskipun jauh di mata.

Lalu bagaimana tips agar pembelajaran jauh di mata tetap bermakna?

Pertama, pahami karakteristik peserta didik dengan baik. Setiap peserta didik memiliki karakter yang berbeda sehingga bagaimana saat jauh di mata kita sebagai pendidik mampu memahami dengan baik lawan bicara online yang memiliki minat, bakat, motivasi belajar, kesiapan belajar, gaya belajar yang berbeda. Pemahaman yang baik terhadap karakteristik peserta didik akan  memberikan gambaran bagi pendidik dari sisi potensi peserta didik, sehingga kelemahan yang ada dapat dibantu atau ditumbuhkan, selain itu kelebihan apa yang perlu mendapat perhatian untuk dikembangkan melalui pemilihan strategi, metode pembelajaran yang tepat.

Kedua, tumbuhkan empati. Belajar pada masa darurat tidak bisa disamakan pada saat kondisi normal. Sehingga selama proses pembelajaran jika ada hal yang kurang sesuai atau berjalan tidak seperti biasanya harus dimaklumi. Tidak jarang kondisi peserta didik yang tengah survive di masa pandemi, masih harus ditambah survive dengan minimnya akses keterjangkauan komunikasi di tempat tinggalnya.  Hal ini harus menjadi catatan para pendidik di seluruh negeri bahwa kondisi yang tidak normal seperti sekarang ini tentu akan berdampak pada kesiapan belajar peserta didik juga. Pandemi Covid-19 telah menimbulkan berbagai dampak dalam kehidupan, seyogyanya mampu menjadi cambuk untuk menumbuhkan empati pada masing-masing individu agar lebih peduli dengan sekitar. Semangat ta’awun sosial pun harus senantiasa digelorakan sepanjang waktu.

Ketiga, maksimalkan peran pendidik. Pendidik memiliki multi peran, salah satunya sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Bagaimana agar peran fasilitator pada pendidik saat pandemi Covid-19 dapat berjalan dengan maksimal? Saat proses pembelajaran berlangsung pendidik diharapkan tetap dapat menciptakan suasana pembelajaran aktif yang dapat memacu kreativitas, critical thinking, dan kemampuan problem solving pada peserta didik di rumah. Jangan lupa sisipkan values kepada peserta didik agar tetap memiliki semangat hidup yang baik, tetap positive thinking, senantiasa berdoa dan mendekat kepada Sang Pencipta. Wabah ini datang karena izin Allah SWT, tentu akan pergi juga atas izin Allah SWT dengan tetap dibarengi ikhtiar. Selain itu, integrasikan edukasi pencegahan penyebaran Covid-19 kepada peserta didik secara berkala agar saat belajar di rumah tetap bermakna (terhindar dari kegabutan).

Ajak mereka menjadi pahlawan pencegahan Covid-19 bagi sekitar dimulai dari diri sendiri, dari hal terkecil, mulai hari ini untuk selalu membiasakan physical distancing (jaga jarak), memakai masker saat keluar rumah, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, rajin olahraga, makan makanan bergizi, dan tetap di rumah saja didukung pengawasan dari orang tua.

Hal-hal tersebut di atas jika diperhatikan, dilaksanakan, dan dikembangkan dalam proses pembelajaran jauh di mata insya Allah akan memberikan hasil yang lebih bermakna.

Semoga pandemi Covid-19 di negeri ini segera mereda. Aamiin


*Dosen PGSD UAD dan Anggota Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY Periode 2015-2020

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here