Siswa Moechild Berkarya di Masa Pandemi

Apr 27, 2020 - 11:40 · 253 Reads

YOGYAKARTA — Banyak yang bilang stay at home, work from home, maupun study from home, gampang memunculkan rasa gabut. Jenuh. Tidak kerasan. Kepenginnya keluar rumah. Biasanya itu terjadi tidak mengisi kegiatannya secara variatif dan kreatif.

Ternyata itu tidak berlaku bagi Alif Saka Villareal, siswa kelas VIIA SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Di masa pandemi Covid-29 ini pemilik nama sama dengan salah satu klub sepakbola Spanyol itu justru menghasilkan karya luar biasa.

Also Read Lulusan Mu’allimin-Mu’allimaat jadi Pionir Pengembangan Muhammadiyah ke Seluruh Dunia

Adalah video cinematic berupa bus simulator Indonesia, lokasi map di Palembang. Itulah karyanya. Untuk mencapai hasil seperti itu, Alif cukup menggunakan handphone yang dalam keseharian ia gunakan, yaitu Oppo A 52020. Untuk pengeditan memakai Kinemaster Diamond.

Alif yang juga anggota bidang PIP dan media PR IPM SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta ini memang memiliki hobi mendesain game sejak Januari 2020.

Tentang penggunaan bus, bukan alat transportasi lain, ia menjelaskan bahwa bus cocok untuk cinematic dan bernuansa Indonesia. Ke depan ia kepengin video cinematicnya bisa lebih keren lagi.

Juwanti, Pembina IPM SMP Muhammadiyah 2 (IPM Moechild Jogja), awalnya tahu Alif memiliki keahlian membuat video cinematic sejak mengikuti perkembangan instagram anak didiknya tersebut. Dari situlah ada perbincangan. Alif menyampaikan keinginannya membuat bus bertuliskan IPM Moechild.

“Ahad 26 April 2020, grup IPM Moechid Jogja dikejutkan hasil karya luar biasa. Saya sampai merinding,” ujar Juwanti.

Also Read KB-TK ABA Karangjati Indah I Kasihan Bantul Adakan Outbond

Kepala Sekolah, Wali Kelas VIIA, guru karyawan, dan teman-teman di IPM Moechild Jogja sangat mengapresiasi hasil karya Alif. “Harapan kami muncul ide-ide kreatif dari siswa-siswa SMP Muhammadiyah 2,” tambahnya.

Supriyadi, S.Pd., M.Si., Kepala SMP Muhammadiyah 2, mengharapkan dengan kegiatan ini siswa dapat memanfaatkan banyak waktu luang mereka dengan hal positif. Selain itu, mereka mulai belajar literasi khususnya bidang tranportasi dan pariwisata. Mengenalkan obyek wisata dan keunggulan lokal Indonesia merupakan wujud cinta tanah air dan bangsa.