News

News

MediaMU.COM

Mar 29, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking
Krisis Iklim dan Agama Jadi Diskursus dalam Buka Bersama Eco Bhinneka Muhammadiyah Cahyono Beberkan Dua Kunci Masjid yang Makmur, Apa Saja? Back to Masjid, Lazismu RS PKU Yogya - Gamping Tasyarufkan 35 Juta kepada Masjid se-DIY Haedar Nashir: Tauhid Tak Hanya Hubungan dengan Tuhan, Tapi Juga Manusia Di Pengajian Ramadhan PWM DIY, Busyro Muqoddas Telisik Peran Kebangsaan Muhammadiyah Pesantren Ramadhan Upaya Meningkatkan Iman Dan Taqwa Serta Pendidikan Berkualitas Ramadhan untuk Semua, Lazismu Pakem Berbagi Takjil dengan Anak-Anak Panti Asuhan Ramadhan Bulan Kaderisasi, PCPM Gamping Ajak Muda-mudi Bukber dan Silaturahmi Dalam Pengajian Ramadhan PWM DIY, HM Riduwan Uraikan Cara Bangkitkan Ekonomi Jamaah   Dukung Dakwah Persyarikatan, 3 BUMM Serahkan Dana Dakwah ke PWM DIY "Maos Quran Sesarengan" ala AMM Sewon Selatan Meriahkan Bulan Ramadhan Syafiq Mughni Paparkan Enam Prinsip Dakwah Muhammadiyah Tri Hastuti: Gerakan Praksis 'Aisyiyah, Wujud Keberpihakan Pada Kelompok Marginal Hamim Ilyas: Misi Islam Rahmatan Lil Alamin Harus Diemban Umat Ahmad Ghojali:  Mencetak Kader Tak Hanya Lewat AUM, Tapi Juga Keluarga Dalam Penanganan Banjir Demak, MDMC Fokus Evakuasi dan Bantu Dapur Umum Wujudkan Keteladanan Pimpinan, Lazismu DIY Luncurkan Program Infaq Teladan Berdirinya 'Aisyiyah: Organisasi dan Habitus Baru di Indonesia Tingkatkan Kualitas Layanan, MPKS Adakan Bimtek Sertifikasi Penyelenggara Kesejahteraan Sosial MDMC Dipercaya Danone untuk Salurkan Dana Bantuan Bagi Korban Banjir di Jawa Tengah

Mengapa Studi di Luar Negeri? Inilah Penjelasan Aktivis PCIM Tiongkok

YOGYAKARTA — Bidang Hubungan Luar Negeri PCIM Tiongkok menggelar seminar online “Meraih Mimpi Studi di Luar Negeri bagian #1”, Kamis 14 Mei 2020.

Acara ini diadakan untuk memberikan pencerahan agar yang ingin ke luar negeri tidak bingung tentang tata caranya. Peserta seminar mendapatkan informasi beasiswa yang ditawarkan dan hal lain berhubungan dengan keseharian kuliah di luar negeri.

“Peserta juga mendapatkan tips mewujudkan mimpi kuliah di luar negeri,” jelas Andri Pranolo, Ketua Hublu PCIM Tiongkok.

Acara yang dimoderatori Muhammad Arief Zuliyan ini menghadirkan tiga pemateri. Para pemateri adalah Fitria Sari Yunianti dosen Universitas Ahmad Dahlan yang sedang menempuh studi S3 di Faculty of Philosophy, Theology, and Religious Studies, Radboud University, The Netherlands. Ia juga Wakil Ketua PCIM Belanda 2018-2019. Fitria memaparkan beberapa hal mengenai Islamic Studies in the Netherlands: Chance and challenge. Ia juga memaparkan mengapa kuliah Kajian Islam di Belanda tidak di Timur Tengah.

“Kuliah di Islamic Studies di sini, artinya mendudukkan Islam sebagai ilmu dukaitkan dengan interdispliner. Bedanya dengan kita yang beragama Islam adalah pada refleksi terhadap apa yang terjadi. Jika ilmuan di sini meneliti dan memaparkan fenomena apa dan mengapa. Maka, saya harus menindaklajuti dengan tindakan. Misal ada kajian tentang gejala anak muda Islam melepas Jilbab. Menanggapi hal tersebut, bagi saya tidak cukup dengan hanya mengungkap fakta dan membongkar latar belakangnya. Saya yang dosen UAD, harus menyampaikan dan memberikan wawasan kepada mahasiswa agar hal tersebut tidak terjadi kepada mereka. Itulah refleksi,” kata Fitri.

Pembicara kedua, Denny Vitasari, Ph.D. dosen UMS adalah alumni S2 Monash University Australia, S3 The University of Manchester United Kingdom, dan Postdoc Aberystwyth University United Kingdom).

Menurutnya, biaya kuliah di luar negeri lebih murah dan  lebih mudah. Kuliah di luar negeri bisa lebih fokus. Fasilitas kampus lebih lengkap. Hubungan dosen-mahasiswa lebih santai meskipun lebih profesional, tapi ini tidak berlaku untuk semua negara.

“Prestasi kita lebih dihargai, dan kesulitan kita lebih dipahami. Bisa belajar budaya dari berbagai negara. Bagi yang suka jalan-jalan, kuliah di luar negeri adalah kesempatan untuk menjelajah tempat baru,” ujar Denny.

Pembicara ketiga Agus Salim (Mhs. S2, School of Economics and Management, Northeast Normal University, Changchun, China),  menyampaikan bahwa hasil dari berbincang dengan banyak mahasiwa Indonesia yang kuliah kuliah di Tiongkok, ada banyak alasan mengapa mereka memilih Tingkok sebagai tempat melanjutkan studi.

“Biaya hidup di Tiongkok tergolong murah, dan ada banyak tawaran beasiswa. Dari faktor kualitas pendidikan, pemerintah Tiongkok terus berinvestasi di bidang pendidikan untuk meningkatkan mutu dengan fasilitas yang maju, perpustakaan lengkap, anggaran penelitian yang besar, dan pengawasan kelulusan yang ketat. Banyak pilihan jurusan yang ditawarkan dengan pengantar Bahasa Inggris maupun Bahasa Mandarin,” kata Agus.

Agus juga mengungkapkan, banyak mahasiswa Indonesia memilih Tiongkok karena negara ini mempunyai pengaruh terhadap perekonomian dunia yang sangat besar.

Dengan belajar di Tiongkok siap meraih setiap kesempatan termasuk berbisnis. Saat ini kesempatan bisnis dan peluang kerja terbuka lebar bagi alumni Tiongkok khususnya yang mampu berbahasa dan memahami budaya Mandarin.

“Alasan lain adalah kemajuan teknologi maju pesat yang dapat mahasiswa alami dalam kehidupan sehari-hari, jauh lebih dulu dibanding di negeri kita,” katanya.

Acara ini akan terus berlanjut dengan mengundang narasumber lain untuk memotivasi dan memberikan wawasan bagi anak negeri yang mempunyai mimpi untuk kuliah di luar negeri. (chip)

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here