News

News

MediaMU.COM

Mar 29, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking
Krisis Iklim dan Agama Jadi Diskursus dalam Buka Bersama Eco Bhinneka Muhammadiyah Cahyono Beberkan Dua Kunci Masjid yang Makmur, Apa Saja? Back to Masjid, Lazismu RS PKU Yogya - Gamping Tasyarufkan 35 Juta kepada Masjid se-DIY Haedar Nashir: Tauhid Tak Hanya Hubungan dengan Tuhan, Tapi Juga Manusia Di Pengajian Ramadhan PWM DIY, Busyro Muqoddas Telisik Peran Kebangsaan Muhammadiyah Pesantren Ramadhan Upaya Meningkatkan Iman Dan Taqwa Serta Pendidikan Berkualitas Ramadhan untuk Semua, Lazismu Pakem Berbagi Takjil dengan Anak-Anak Panti Asuhan Ramadhan Bulan Kaderisasi, PCPM Gamping Ajak Muda-mudi Bukber dan Silaturahmi Dalam Pengajian Ramadhan PWM DIY, HM Riduwan Uraikan Cara Bangkitkan Ekonomi Jamaah   Dukung Dakwah Persyarikatan, 3 BUMM Serahkan Dana Dakwah ke PWM DIY "Maos Quran Sesarengan" ala AMM Sewon Selatan Meriahkan Bulan Ramadhan Syafiq Mughni Paparkan Enam Prinsip Dakwah Muhammadiyah Tri Hastuti: Gerakan Praksis 'Aisyiyah, Wujud Keberpihakan Pada Kelompok Marginal Hamim Ilyas: Misi Islam Rahmatan Lil Alamin Harus Diemban Umat Ahmad Ghojali:  Mencetak Kader Tak Hanya Lewat AUM, Tapi Juga Keluarga Dalam Penanganan Banjir Demak, MDMC Fokus Evakuasi dan Bantu Dapur Umum Wujudkan Keteladanan Pimpinan, Lazismu DIY Luncurkan Program Infaq Teladan Berdirinya 'Aisyiyah: Organisasi dan Habitus Baru di Indonesia Tingkatkan Kualitas Layanan, MPKS Adakan Bimtek Sertifikasi Penyelenggara Kesejahteraan Sosial MDMC Dipercaya Danone untuk Salurkan Dana Bantuan Bagi Korban Banjir di Jawa Tengah

Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat

YOGYAKARTA — Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki 17.504 pulau dan memiliki garis terpanjang kedua di dunia setelah Kanada, yaitu sepanjang 99.093 km. Di balik kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia, negara ini memiliki potensi terjadinya bencana alam dan salah satunya gempa bumi.

Di Yogyakarta sendiri terdapat daerah yang memiliki potensi terjadinya bencana gempa bumi, yaitu sesar Opak. Sesar ini bergerak aktif dipicu aktivitas tektonisme sehingga kerap kali menjadi penyebab terjadinya gempa yang mengguncang DIY dan sekitarnya.

Berkaitan hal itu dilaksanakan pelatihan pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat di sesar Kali Opak, yang bertujuan untuk mencegah dan meminimalisir jatuhnya korban jiwa akibat bencana alam terjadinya pergeseran sesar Kali Opak.

Kegiatan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) yang didanai LPPM UAD Yogyakarta ini diketuai Dholina Inang Pambudi, M.Pd dengan anggota Wahyu Eka Nanda Saputra,  M.Pd dan Mufied Fauziah, M.Pd.

Disampaikan Dholina, PPM ini dilaksanakan dalam rangka membantu meningkatkan kapasitas masyarakat di sesar Opak, Desa Jogotirto, Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman. “Agar memiliki kesiapsiagaan bencana yang baik serta mewujudkan masyarakat sadar dan tangguh bencana,” kata Dholina, Jum’at (13/11/2020).

Kegiatan PPM ini dilakukan dengan metode penyuluhan, workshop, pendampingan dan penugasan mandiri.

Mengingat pandemi Covid-19, atas rekomendasi  Lurah Jogotirto kegiatan yang diikuti perwakilan Karang Taruna Jogotirto dilaksanakan secara daring dan tatap muka dengan mengikuti protokol kesehatan.

Adapun materi yang disampaikan meliputi manajemen bencana dasar, pengantar pengurangan risiko bencana gempa bumi, pelatihan keterampilan praktik kajian risiko bencana, dan sebagainya.

Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini didukung oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Berbah dan Kalurahan Jogotirto Berbah Sleman.

“Salah satu indikator utama keberhasilan program pengabdian kepada masyarakat ini adalah munculnya pemahaman baru tentang konsep pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat,” terang Dholina.

Selain itu, lanjut Dholina,  tersusunnya juga rencana aksi sebuah komunitas untuk dapat lebih tanggap terhadap terjadinya bencana gempa bumi akibat pergeseran sesar Opak di Kalurahan Jogotirto, Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman. Bagi Dholina, pendidikan dan penyadaran tidak akan menghentikan terjadinya bencana. “Namun pendidikan dan penyadaran akan mampu membantu mengurangi risiko terjadinya bencana,” ungkapnya.

Keterampilan masyarakat dalam melakukan manajemen pengurangan resiko bencana, dikatakan  Dholina, ketika terjadi bencana alam gempa bumi diharapkan dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerugian materiil. “Bahkan jatuhnya korban jiwa,” tandasnya. (dho)

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here