MediaMU.COM

MediaMU.COM

Portal Islam Dinamis Berkemajuan

Mar 29, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

MPI, Punya Peran Penting Meski Pernah Hilang dari Struktur

YOGYAKARTA — Bagi persyarikatan yang didirikan tahun 1912, nama Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) bisa disebut sebagai anak muda dibandingkan majelis atau lembaga lain dalam struktur Muhammadiyah. Pernah muncul dengan nama Majelis Pustaka tapi hanya sampai tahun 1995.

Nama ini sempat tidak muncul dalam struktur selama 10 tahun, kemudian muncul lagi tahun 2005 tapi “turun status” sebagai Lembaga Pustaka dan Informasi (LPI). Hasil Muktamar 1 Abad Muhammadiyah tahun 2010 mengubah nama LPI menjadi MPI (Majelis Pustaka dan Informasi), dikuatkan lagi dalam Muktamar di Makassar tahun 2015.

“Posisi MPI sangat strategis yakni untuk penguatan literasi, teknologi informasi, dan media di persyarikatan,” jelas Wiwied Widyastuti, Wakil Ketua MPI PP Muhammadiyah, kepada mediamu.com, Kamis (7/1).

Merunut sejarah, nama Pustaka sudah muncul dalam struktur Pengurus Besar Muhammadiyak sejak 1920, atau ketika persyarikatan baru berumur 8 tahun. Ketika itu bernama Bahagian Taman Pustaka.

Seperti ditulis dalam website mpi.muhammadiyah.or.id, “Tanggal 17 malam 18 Juni 1920, berlangsung rapat anggota Muhammadiyah Istimewa, dipimpin sendiri oleh Yang Mulia K.H Ahmad Dahlan. Rapat malam itu adalah pengesahan dan pelantikan pimpinan Bahagian dalam Hoofd Bestuur (baca: hof bestir) Muhammadiyah.”

Ada empat bagian yang diputuskan malam itu, yaitu:

  • Pertama: Hoofd Bestuur Muhammadiyah Bahagian Sekolahan, ketua: H.M. Hisyam;
  • Kedua: Hoofd Bestuur Muhammadiyah Bahagian Tabligh, ketua: H.M. Fakhrudin;
  • Ketiga: Hoofd Bestuur Muhammadiyah Bahagian Penolong Kesengsaraan Oemoem, ketua: H.M. Sjoedja’;
  • Keempat: Hoofd Bestuur Muhammadiyah Bahagian Taman Pustaka, ketua: H.M. Mokhtar.

Sebelum pelantikan, tulis website itu, para Ketua Bahagian yang akan dilantik diminta kesetiaannya, akan sampai kemana memimpin usaha Bahagiannya. “Masing-masing ketua bahagian menyampaikan pernyataan cita-citanya.”

Khusus Taman Pustaka, H.M.  Mokhtar dengan tegas mengatakan:

“Hoofd Bestuur Muhammadiyah Bahagian Taman Pustaka akan bersungguh-sungguh berusaha menyiarkan agama Islam yang secara Muhammadiyah kepada umum, yaitu dengan selebaran cuma-cuma, atau dengan Majalah bulanan berkala, atau tengah bulanan baik yang dengan cuma-cuma maupun dengan berlengganan; dan dengan buku agama Islam  baik yang prodeo tanpa beli, maupun dijual yang sedapat mungkin dengan harga murah. Dan majalah-majalah dan buku-buku selebaran yang diterbitkan oleh Taman Pustaka, harus yang mengandung pelajaran dan pendidikan Islam, ditulis dengan tulisan dan bahasa yang dimengerti oleh yang dimaksud.

Bahagian Taman Pustaka hendak membangun dan membina gedung TAMAN PUSTAKA untuk umum, dimana-mana tempat dipandang perlu. Taman Pembacaan itu tidak hanya menyediakan buku-buku yang mengandung pelajaran Islam saja, tetapi juga disediakan buku-buku yang berfaedah dengan membawa ilmu pengetahuan yang berguna bagi kemajuan masyarakat bangsa dan negara yang tidak bertentangan kepada agama terutama agama Islam.”

Bagian Taman Poestaka sejak 1920 telah menerbitkan majalah Suara Muhammadiyah, terbit 1.000 eksemplar tiap bulan Pada konggres/Muktamar 1929 telah dterbitkan 700.000 buah buku dan brosur.

Seiring berjalannya waktu, Bahagian Taman Poestaka mengalami pasang surut, perubahan nama, dan struktur.

Muktamar 1 Abad Muhammadiyah tahun 2010 meneguhkan kembali visi Muhammadiyah 2025 memperkuat MPI melalui strategi: membangun kemampuan dan keluasan jaringan kekuatan informasi serta pustaka Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern di tengah era kehidupan masyarakat informasi.

Garis Besar Program meliputi:

  1. Mengorganisasi dan memperluas kelengkapan perpustakaan dan fungsi-fungsi pustaka sebagai sumber pengembangan pengetahuan dan informasi bagi kemajuan persyarikatan.
  2. Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi informasi dan media publikasi sebagai instrumen bagi pengembangan peran-peran Persyarikatan dalam menjalankan misi di tengah kehidupan.
  3. Pengembangan kerjasama dalam pengelolaan pustaka dan publikasi secara lebih terorganisasi. (affan)

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here