Opini

Opini

Opini

Apr 29, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Pelajaran Ketika Sakit: Teringat Dosa-Dosa

Oleh: Wahyudin, S.Ag.,M.SI.

(Tulisan ini sudah beredar di grup WA alumni IMM, Sabtu (17/7) petang. Kemudian atas ijin penulis, dimuat di mediamu.com karena kaya makna dan pelajaran. Penulis adalah Ketua IMM KomFak Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga tahun 1992, Wakil Ketua PDM Banjarnegara 2016-sekarang, dan Direktur MBS Wanayasa 2018-sekarang)

Also Read Manajemen Cemburu

Qodarulloh wa ma syaa fa’al, Senin 28 Juni 2021 saya, istri, 3 anakku, dan Mbah putri positif terkena Covid-19.

Saya termasuk yang percaya adanya Covid, meskipun analisis dr. Fadillah Supari, dr. Terawan, dan dr. Louis tidak kami abaikan sepenuhnya.

Kami sekeluarga dalam menghadapi ujian ini juga cukup beragam. Jika istri, Mbah Putri, dan anak-anakku dapat melalui dengan cepat, sementara saya harus menuntaskan setengah bulan lebih isolasi mandiri di rumah. Itu artinya setiap diri mempunyai ketangguhan masing-masing dalam menghadapinya. Ada yang ringan, sedang, dan berat. Mungkin tergantung daya imunitas saat itu.

Kepedulian, bantuan dan doa saya rasakan sebagai energi tambahan untuk menghadapinya. Setiap saat keluarga, tetangga, teman, kolega, perangkat, dokter Puskesmas Wanayasa dan paramadis, serta Direktur RSMB/PKU Banjarnegara memantau kami detik demi detik.

Segala kebutuhan nutrisi dicukupi, bahkan sampai tidak tahu siapa yang mengirimnya. Ma syaa Allah.

Lantunan penyemangat dan doa melalui japri dan medsos bertebaran tiada henti dikumandangkan. Semuanya menambah kekuatan dan kesembuhan bagi kami.

Ketika sakit baru terasa betapa nikmat sehat itu luar biasa. Hilangnya rasa, demam, pusing, batuk pilek, tenaga lemah, diare, dan lain-lain, meyakinkan bahwa betul-betul tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah SWT.

Ada saat-saat tertentu ketika kesadaran berpikir menurun, terasa hampa. Tahu harus semangat untuk melewati masa “kritis”. Tapi pikiran betul-betul tak bisa merespon sewajarnya. Di saat seperti itu kehadiran doa dari siapa saja menjadi kekuatan yang sangat dahsyat.

Di saat sedang “kritis” tak ada yang tampak kecuali dosa-dosa yang membayangi. Sementara kebaikan tak sedikitpun tampak. Terbenak sedikit tentang ibadah dan amal solih yang pernah dilakukan. Tetapi hati nurani segera mengatakan. “Bukankah sholatmu sering tidak khusyuk dan amalmu sering tidak ikhlas?”.

Demikian, selalu menghantuiku. Hingga rasanya sangat malu jika pada akhirnya harus “kembali” kepadaNya dengan bekal yang compang-camping.

إِلٰـهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً، وَلاَ أَقْوٰى عَلَى نَارِ الْجَحِيْم

 فَهَبْ لِي تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبِي، فَإنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ الْعَظِيْمِ

Wahai Tuhanku! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim

Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar. (Syair Abu Nawas).

Alhamdulillah kini kami telah sembuh. Terima kasih atas segala nasihat, bantuan dan doa semua pihak yang tidak bisa kami sebut satu persatu. Allah melihat malaikat mencatat. (*)

#JagaImandanImun

Wanayasa, 17 Juli 2021

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here